Jumat, 20 Desember 2013

Ibu & Anak


Kejadian diawali ketika Pak Widyo tugas meninjau ladang minyak baru di lepas pantai. Di rumah cuma ditunggui oleh Bu Ambar, Rudi dan seorang pembantu setengah baya Mbok Inah namanya. Seperti biasa, pada malam hari Rudi sedang belajar untuk menghadapi Ebtanas minggu depan. Ia tengah sibuk berkutat dengan soal-soal latihan ketika ibunya datang membawa makanan kecil untuknya sambil menenteng majalah.


”Rud, ini ada oleh-oleh dari Bogor tadi siang untuk menemani kamu belajar,” kata ibunya sambil meletakkannya di atas meja belajar Rudi.

”Kapan Ibu datang, kok suara mobilnya tidak kedengaran,” tanya Rudi sambil tetap memelototi soal-soal sulit di depannya.

”Baru saja Rud, ini ibu sudah pakai baju mandi mau mandi,” jawab ibunya.

”Sambil menunggu air panasnya Ibu mau membaca majalah dulu di kamarmu,” sambung ibunya sambil merebahkan diri di ranjang yang membelakangi meja belajar Rudi.

”Ya, boleh saja tapi jangan sampai ketiduran nanti malah nggak jadi mandi,” timpal Rudi.

Singkat cerita Rudi kemudian berkonsentrasi lagi dengan belajarnya. Akhirnya setelah hampir 1 jam ia merasakan matanya mulai lelah, ia memutuskan untuk tidur saja. Sewaktu Rudi beranjak dari kursinya dan membalikkan badannya, tatapannya terpaku pada sosok tubuh montok yang teronggok di atas ranjangnya. Rupanya karena terlalu kelelahan, ibunya ketiduran. Posisi tidurnya tidak karuan. Tangannya telentang sementara kakinya mengangkang lebar seperti orang yang sedang melahirkan. Baju mandi ibunya yang panjangnya selutut nampak tersingkap sehingga paha putih mulus ibunya bisa terlihat jelas. Rudi bingung, apakah harus membangunkan ibunya atau menikmati pemandangan indah dan langka ini dulu. 

Sebelumnya ia tidak pernah berpikiran kotor terhadap ibunya sendiri tapi entah kenapa dan setan mana yang merasuki dirinya sehingga ia merasakan rangsangan ketika melihat paha ibunya yang tersingkap.Perlahan didekatinya tepian ranjang dengan hati berdebar-debar. Diperhatikan dengan seksama tubuh ibunya yang montok dan wajahnya yang ayu keibuan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Rudi menyadari ternyata ibunya sangat cantik dan menggairahkan. Kemudian dengan tangan gemetaran diberanikannya dirinya mengelus-elus kaki ibunyna sampai ke paha. Begitu halus, lembut dan hangat kulit ibunya ia rasakan. Ketika menyentuh paha yang ditumbuhi bulu-bulu halus, Rudi merasakan kehangatan yang makin terasa mengalir ke telapak tangannya. Kemaluannya menjadi menegang keras dan membuat celananya terasa sesak dan ketat. Jantungnya makin berdegup kencang ketika ia meneruskan belaian tangannya makin jauh ke arah pangkal kaki yang masih tertutupi baju mandi ibunya. Kulit tangannya merasakan hawa yang makin hangat dan lembab ketika tangannya makin jauh menggerayangi pangkal kaki ibunya yang bak belalang itu. 

Gerakannya terhenti ketika ia merasa telah meraba bulu-bulu halus yang lebat sekali dan menyentuh gundukan daging yang begitu lunak dan hangat. Beberapa saat ia meraba-raba gundukan daging lunak hangat itu.Akhirnya dengan rasa penasaran ia singkapkan baju mandi ibunya ke atas. Sehingga kini di depan matanya teronggok bagian selangkangan dan pinggul ibunya yang besar dan montok. Bulu-bulu halus yang sangat lebat nampak tumbuh di sekitar anus, kemaluan sampai perut bagian bawah. Begitu panjang-panjang dan lebatnya bulu kemaluan ibunya sampai kemaluan ibunya agak tertutupi. Kemudian dengan tangannya ia sibakkan bulu-bulu kemaluan di sekitar kemaluan ibunya. Sehingga kini kemaluan ibunya nampak jelas terlihat. Gundukan daging yang memanjang membujur di selangkangan kelihatan empuk dan menggunung berwarna agak kegelapan. Bila diperhatikan bentuknya mirip mulut monster berkerut-kerut. Ini pasti yang namanya labium mayora (bibir besar) seperti dalam atlas anatomi, batin Rudi. Dari celah atas bibir monster yang besarnya setempurung kelapa itu tampak menonjol keluara bulatan daging sebesar kacang tanah yang berwarna kemerah-merahan. Kalau yang ini pasti yang namanya kelentit, pikir Rudi lagi sambil mengusap-usap tonjolan liat itu.

Kemudian jarinya ia gerakkan ke bawah menyentuh lipat-lipat daging yang memanjang yang mirip daging pada kantong buah pelir laki-laki. Wah, ternyata labium minora Ibu sudah memble begini, pasti karena terlalu sering dipakai Bapak dan untuk melahirkan, batin Rudi. Hidungnya lalu disorongkan ke muka kemaluan sebesar mangkok bakso itu. Sambil membelai-belai bebuluan yang mengitari kemaluan ibunya itu, Rudi menghirup-hirup aroma harum khas kemaluan yang menyengat dari kemaluan ibunya itu. Tak puas dengan itu, ia meneruskan dengan jilatan keseluruh sudut selangkangan ibunya. 

Sehingga kini kemaluan di hadapannya basah kuyup oleh air liurnya. Dijulurkannya panjang-panjang lidahnya ke arah klitorisk dan menggelitik bagian itu dengan ujung lidahnya. Sementara tangan satunya berusaha melepaskan ikatan tali baju mandi, dan setelah lepas menyingkapkan baju itu sehingga kini tubuh montok ibunya lebih terbuka lagi. Muka Rudi sampai terbenam seluruhnya dalam kemaluan ibunya yang sangat besar itu, ketika dengan gemas ia menempelkan mukanya ke permukaan kemaluan ibunya agar lidahnya bisa memasuki celah bibir monster itu. Usahanya tidak berhasil karena bibir itu terlalu tebal menggunung sehingga ujung lidahnya hanya bisa menyapu sedikit ke dalam saja dari celah bibir monster itu. Ia merasakan gundukan daging itu sangat empuk, hangat dan agak lembab.Sementara itu Bu Ambar masih tetap lelap dalam mimpinya dan tidak menyadari sedikitpun apa yang dilakukan anak yang sangat disayanginya terhadap dirinya. Tampaknya ia benar-benar kelelahan setelah seharian tadi pergi keluar kota menghadiri resepsi pernikahan kerabat jauhnya. Dengkurannya malah makin keras terdengar. Sambil tetap membenamkan mukanya ke kemaluan besar itu, Rudi meraih payudara ibunya yang sebesar buah kelapa dengan tangannya. Diremas-remasnya perlahan payudara mengkal yang putih mulus itu. Rasanya hangat dan kenyal. Lalu tangannya berpindah di sekitar puting susu gelap kemerahan yang dilingkari bagian berwarna samar yang berdiameter lebar. 

Ketika tangannya memijit-mijit puting susu itu dengan lembut, ia merasakan payudara ibunya bertambah kencang terutama di bagian puting tersebut. Denyutan-denyutan di celah kemaluan ibunya juga terasa oleh bibirnya. Sementara itu dalam tidurnya ibunya terlihat bernapas dengan berat dan mengerang perlahan seperti orang yang sedang sesak napas.Melihat ekspresi muka ibunya yang seperti orang sedang orgasme dalam film-film porno yang pernah ditontonnya, Rudi makin gemas. Sehingga sambil lidahnya menggelitik klitoris ibunya, ia menusuk-nusukkan jari tangannya ke dalam celah kemaluan itu. Makin ke dalam rasanya makin hangat, lembab dan lunak. Ada pijitan-pijitan lembut dari lubang vagina ibunya yang membuat jari tangannya seperti dijepit-jepit. 

Makin lama lubang itu makin basah oleh cairan bening yang agak lengket, sehingga ketika jari tangannya ditarik terlihat basah kuyup. Ibunya kini makin keras mengerang dan terengah-engah dalam tidurnya. Rupanya ia merasakan kenikmatan dalam mimpi, ketika kemaluan dan payudaranya dijadikan barang mainan oleh anaknya. Pinggulnya mulai menggeliat-geliat dan kakinya ikut menendang-nendang kasur.Melihat tingkah ibunya yang sangat menggoda itu, Rudi tanpa banyak berpikir lagi segera melepaskan kaos dan celananya. Sehingga kini ia berdiri di depan tubuh bugil ibunya dengan keadaan bugil pula. Badannya terlihat besar dan kekar serta penisnya mencuat kokoh dan besar ke atas. Urat-urat penis itu tampak beronjolan seperti ukiran yang mengelilingi penisnya yang berukuran panjang 20 cm dan diamerer batang 5 cm. Kepala penisnya yang sebesar bola tenis terlihat kemerah-merahan dan mengangguk-angguk seperti terlalu besar untuk dapat disangga oleh batang kemaluannya. Ia ingin menusukkan batang penisnya ke dalam kemaluan ibunya, tapi ia ragu-ragu apakah lubangnya tadi cukup. 

Ia kini membandingkan ujung penisnya dengan kemaluan ibunya yang sebesar mangkuk bakso. Sepertinya bisa jika dipaksakan, pikirnya kemudian. Lalu ia naik ke atas ranjang dan menekuk kakinya di antara kangkangan lebar kaki ibunya. Ditempelkannya ujung penisnya ke celah mulut “monster” yang hangat dan lunak itu. Dengan diarahkan satu tangannya ia berusaha menusukkankan penisnya ke mulut vagina yang berwarna kemerahan setelah sebelumnya celah bibir itu dikuakkan lebar-lebar dengan tangan satunya lagi.Mulut liang peranakan ibunya terasa sempit sekali, tapi karena adanya lendir yang sudah keluar tadi membuatnya agak licin. Dengan mendorong pantatnya kuat-kuat, sebagian kepala penisnya berhasil masuk dijepit mulut vagina yang kelihatan rapat tersebut. Rudi merasakan agak sedikit pegal di kepala penisnya karena jepitan kuat muulut vagina. Sementara ibunya mulai memperlihatkan kesadaran dari tidurnya. Sebelum ibunya benar-benar terjaga, Rudi menekankan kuat-kuat pinggulnya ke arah selangkangan ibunya sambil merebahkan diri diatas tubuh bugil ibunya. Kemaluannya dengan cepat menerobos masuk dengan cepat ke dalam lubang yang relatif sempit itu. Bunyi “Prrtt..” nampak keras terdengar ketika penis besar Rudi menggesek permukaan liang senggama ibunya. Bu Ambar segera terjaga ketika menyadari tubuhnya terasa berat ditindih tubuh besar dan kekar anaknya. 

Sementara itu kemaluannya juga agak nyeri dan seperi mau robek karena dorongan paksa benda bulat panjang yang yang sangat besar. Ia merasa selangkangannya seperti terbelah oleh benda hangat dan berdenyut-denyut itu. Perutnya agak mulas karena sodokan keras benda itu. Liang peranakannya terasa mau jebol karena memuat secara paksa benda besar yang terasa sampai masuk rahimnya itu.Ketika didapatinya anaknya yang melakukan ini semua terperanjatlah Bu Ambar. Berusaha mendorong tubuh kekar anaknya yang mendekap erat di atas tubuhnya yang tanpa busana lagi. Kakinya menjejak-jejak kasur dan pinggulnya ia goyang-goyangkan dan hentak-hentakkan untuk melepaskan kemaluannya dari benda sebesar knalpot motor. 

Tapi Rudi makin merasa keenakan dengan gerakan meronta-ronta ibunya itu karena penisnya menjadi ikut terguncang-guncang di dalam liang peranakan. Ia merasakan liang itu terasa sangat hangat dan berdenyut-denyut memijit kemaluannya. Tubuh montok ibunya yang didekap erat terasa hangat dan empuk.

”Rud apa yang kamu lakukan pada Ibu, lepaskan, lepaskan..!” teriak ibunya pelan karena takut membangunkan Mbok Inah sambil tetap menggeliat-geliatkan tubuh montoknya berusaha melepaskan diri.

”Bu, Rudi ingin dikelonin kayak dulu lagi,” Rudi merengek sambil makin menekan tubuh polos ibunya.

”Rud. Ini nggak boleh Rud. Aku kan ibumu, nak,” kata ibunya yang kini sudah mulai mengendurkan perlawanannya yang sia-sia.Posisinya memang sudah kalah. Tubuhnya sudah ditelanjangi, didekap kuat serta kakinya mengangkang lebar sehinnga selangkangannya terkunci oleh benda besar irtu.

”Bu, Rudi pokoknya ingin dikelonin Ibu. Kalau nggak mau berarti Ibu nggak sayang lagi sama Rudi. Rudi mau cari pelacur saja di pinggir jalan,” sahut Rudi dengan nada keras.

”Jangan, Rudi nggak boleh beginian dengan wanita nakal. Nanti kalau kena penyakit kotor, Ibu yang sedih,” kata ibunya pelan sambil mengusap rambut Rudi perlahan.

”Ya, sudah karena sudah terlanjur malam ini, Rudi Ibu kelonin. Tapi jangan beritahu Bapakmu, nanti ia bisa marah-marah,” sambung ibunya pelan sambil tersenyum penuh kasih sayang.

”Jadi Rudi boleh, Bu. Terima ksih Ya, Bu. Rudi sayang sekali sama Ibu,” kata Rudi sambil mengecup pipi ibunya.

”Iya, Ibu juga sayang sekali sama Rudi. Makanya Rudi boleh sesukanya melakukan apapun pada Ibu. Yang penting Rudi nggak mengumbar nafsu ke mana-mana. Janji, ya Rud,” kata ibunya.

”Iya Bu, Rudi juga nggak mau sama yang lain karena nggak ada yang secantik dan sesayang Ibu,” kata Rudi dengan mengendorkan dekapan kuatnya sehingga kini ibunya tidak merasa terlalu berat lagi menahan beban tubuhnya yang sudah berat itu.

”Tapi Rudi harus melakukannya dengan pelan. Sebab punya Rudi terlalu besar, tidak seperti biasanya yang sering Bapakmu masukkan ke dalam punya ibu,” kata Bu Ambar meminta pengertian Rudi.Memang postur tubuh Rudi mengikuti garis keturunan Bu Ambar, tidak seperti bapaknya yang pendek dan kecil.

”Sudah, sekarang punya Rudi digerakkan pelan-pelan naik-turun. Tapi pelan ya Rud!” perintah ibunya lembut pada Rudi sambil membelai-belai rambut anaknya penuh kasih sayang.

Kini Rudi mulai menggerak-gerakkan penisnya naik-turun perlahan di dalam liang sempit yang hangat itu. Liang itu berdenyut-denyut, seperti mau melumat kemaluannya. Rasanya nikmat sekali. Kini mulutnya ia dekatkan ke mulut ibunya. Mereka pun berciuman mesra sekali, saling menggigit bibir, berukar ludah dan mempermainkan lidah di dalam mulut yang lain. Tangan Rudi mulai menggerayangi payudara putih mulus yang sudah mengeras bertambah liat itu. Diremas-remasnya perlahan, sambil sesekali dipiojit-pijitnya bagian puting susu tang sudah mencuat ke atas. Tangan Bu Ambar membelai-belai kepala anaknya dengan lembut. Pinggulnya yang besar ia goyang-goyangkan agar anaknya merasakan kenikmatan di dalam selangkangannya. Sementara vaginanya mulai berlendir lagi dan gesekan alat kelamin ibu dan anak itu menimbulkan bunyi yang seret-seret basah. 

“Prrtt.. prrtt.. prrtt.. ssrrtt.. srrtt.. srrtt.. pprtt.. prrtt..”Penis besar anaknya memang terasa sekali, membuat kemaluannya seperti mau robek. 

Vaginanya menjadi membengkak besar kemerah-merahan seperti baru melahirkan. Membuat syaraf-syaraf di dalam liang senggamanya menjadi sangat sensirif terhadap sodokan kepala penis anaknya. Sodokan kepala penis itu terasa mau membelah bagian selangkangannya. Belum lagi urat-urat besar seperti cacing yang menonjol di sekeliling batang kemaluan anaknya membuat Bu Ambar merasakan nikmat. Meski agak pegal dan nyeri tapi rasa enak di kemaluannya lebih besar. Ia merasakan seperti saat malam pertama. Agak sakit tapi enak. Lendirnya kini makin banyak keluar membanjiri kemaluannya, karena rangsangan hebat pada Bu Ambar. 

Ketika Rudi membenamkan seluruh batang kemaluannya, Bu Ambar merasakan seperti benda besar dan hangat berdenyut-denyut itu masuk ke rahimnya. Perutnya kini sudah bisa menyesuaikan diri tidak mulas lagi ketika saat pertama tadi anaknya menyodok-nyodokkan penisnya dengan keras.Bu Ambar kini mulai menuju puncak orgasme. Vaginanya mulai menjepit-jepit dengan kuat penis anaknya. Kakinya diangkatnya menjepit kuat pinggang anaknya dan tangannya menjambak-jambak rambur Aanaknya. Dengan beberapa hentakan keras pinggulnya, muncratlah air maninya dalam lubang kemaluannya menyiram dan mengguyur kemaluan anaknya. Setelah itu Bu Ambar terkulai lemas di bawah tubuh berat anaknya. Kakinya mengangkang lebar lagi pasrah menerima tusukan-tusukan kemaluan Rudi yang semakin cepat. Tangannya menelentang, memperlihatkan bulu ketiaknya yang tumbuh subur lebat dan panjang. Mengetahui hal itu Rudi melepaskan kulumannya pada mulut ibunya agar ia bisa bernafas lega. Bu Ambar tampak terengah-engah seperti baru lari maraton. 

“Ibu sudah tua, Rud. Nggak kayak dulu lagi bisa tahan sampai lama. Tenaga dan kondisi fisik Ibu tidak sekuat dulu lagi. Jadi, Ibu tidak bisa mengimbangi kamu,” bisik ibunya sambil mengatur napas. 

Keringat Bu Ambar nampak bercucuran dari sekujur tubuhnya membuat hawa semakin hangat.Tanpa merasa lelah Rudi terus memacu penisnya dan sesekali menggoyang-goyangkan pinggulnya. Sepertinya ia ingin mengorek-ngorek setiap sudut jalan bayi yang dulu dilaluinya. Suara bunyi becek makin keras terdengar karena liang itu kini sudah dibanjiri lendir kental yang membuatnya agak lebih licin. Bu Ambar mulai merasakan pegal lagi di kemaluannya karena gerakan anaknya yang bertambah liar dan kasar. Tubuhnya ikut terguncang-guncang ketika Rudi menghentak-hentakkan pinggulnya dengan keras dan cepat. 

“Plok.. plokk.. ploll.. plookk.. crrpp.. crrpp.. crrpp.. srrpp.. srrpp..” Bunyi keras terdengar dari persenggamaan ibu anak itu. 

“Rud pelan, Rud..!” desis ibunya sambil meringis kesakitan. Kemaluannya terasa nyeri dan pinggulnya pegal karena agresivitas anaknya yang seperti kuda liar. 

Rudi yang merasakan dalam selangkangannya mulai terkumpul “bom” yang mau meledak tidak menyadari ibunya sudah kewalahan, malahan terus mempercepat gerakannya.Bu Ambar hanya bisa pasrah membiarkan dirinya diperlakukan seperti itu. Ia tidak ingin mengganggu kesenangan anaknya. Baginya yang lebih penting hanyalah bisa memberikan tempat penyaluran kebutuhan biologis yang aman dan nyaman untuk anak yang disayanginya. Kakinya menjejak-jejak kasur dan pinggulnya yang besar disentak-sentakkannya perlahan untuk mengimbangi rasa nyeri dan pegal. Napasnya mendesah-desah seperti orang kepanasan habis makan cabai dan tangannya menjambak rambut anaknya. Kini Rudi sudah mencapai orgasme. Dipagutnya leher jenjang ibunya dan ditekankannya badannya kuat-kuat sambil menghentakkan pinggulnya keras berkali-kali membuat tubuh ibunya ikut terdorong. Muncratlah air mani dari penisnya mengguyur rahim dan kemaluan ibunya. Karena banyaknya sampai-sampai ada yang keluar membasahi permukaan sprei.

Hadiah Ulang Tahun Dari Kakak


Hari itu sabtu, pas dalam minggu dihari kelahiranku yang ke-17, jadi orang tuaku sengaja mengadakan pesta Ulang Tahun untukku, anak lelaki satu-satunya. Maklum saja aku anaknya pemalas banget soal pesta-pestaan, alias kutu buku banget dan smart di sekolah, berbeda dengan kakak perempuanku yang satu-satunya juga, badung dan ogah-ogahan kalau disuruh belajar (padahal pintar juga sekolahnya loh, sampai lulus SMU dia tidak pernah lolos dari urutan 10 besar dalam ranking sekolahnya).


Dasar kakak cewekkku ini badung, dia tidak ada selama sore hari saat berlangsungnya pesta, kemana ya, aku juga jadinya agak sedih sedikit. Bukan mengharapkan kado darinya, tapi dengan kehadirannya saja aku tentu akan sangat senang sekali, karena minimal aku bisa memperlihatkan pada teman-teman cewekku di sekolah (yang kuundang ke pestaku) bahwa dikeluargaku juga ada cewek kecenya yang tidak kalah kece dari semua teman paling kece di sekolahku).

Pas acara sudah mau berakhir, yaitu acara disco bebas, aku lagi bengong-bengong melihat teman-temanku ajojing, nah kakak cewekku satu-satunya pulang juga. Wah happy banget aku, maklum saja kami memang cuma 2 bersaudara, tidak punya saudara kandung lain. Dia sih sudah kuliah tahun ke-2, sedangkan aku masih SMU kelas 2.

“Jon.. selamat Ulang Tahun yah.. sorry aku kagak bawa kado..” kata Fifi sambil mengajukan tangannya untuk bersalaman setelah melihat tumpukan kado di atas meja. Wah dia pulang saat temanku belum bubar saja aku sudah happy banget, boro-boro mikirin kado deh, habis salaman kupeluk kakakku dengan kegirangan (kami memang akrab sekali sebenarnya, jadi biasa saja pelukan). Kakakku tidak lupa memberikan sesuatu yang membuatku kaget juga, yaitu ciuman di pipi kiri-kanan di depan teman-temanku. Gile bener.. akrab sih akrab sama kakak, tapi untuk ciuman baru kali ini kuterima sejak beranjak dewasa. Di belakang sih terdengar suara tepuk tangan dari teman-temanku. Mungkin bagi yang belum kenal dipikirnya pacarku datang kali, tapi bagi yang sudah tahu yah entah apa pikirannya deh. Habis biarpun kakakku tingginya 170 cm, tetap saja kalah tinggi denganku yang 175 cm saat itu.

Kadang-kadang, aku memang suka membayangkan bentuk tubuh Fifi. Soalnya memang dia kece sih. Terlebih sejak aku mengalami mimpi basah pertama kali waktu SMP 1 dulu. Lah yang kuimpikan saja kakakku kok, si Fifi ini. Wajahnya seperti artis Hongkong deh, putih cantik dan benar-benar kece berat pokoknya. Paling hebat saat aku melihat dia cuma berbikini saat berenang, selebihnya wah cuma dalam mimpi. Sedangkan untuk pacaran. Wah aku belum berani, soalnya cita-citaku ranking satu terus, dan idolaku yah si Fifi yang sudah muncul sejak mimpi basah pertama kali dulu. Heran yah?

Waktu mau bubaran pestanya, temanku yang jadi DJ iseng banget, dia muterin lagu buat slow dance, dan aku disuruh mengajak cewek pilihanku (biasanya sih kalau saat-saat begini, yang ultah ngajak orang yang di taksirnya untuk berdansa) turun dan memperkenalkan pada seluruh tamu, wah brengsek. Memang gosipnya ada beberapa cewek yang naksir padaku di sekolah, tapi aku cuek bebek, kurang begitu peduli sama mereka semua, padahal mereka-mereka itu kece dan cantik-cantik juga loh, dan rebutan cowok-cowok di sekolahku. Bukan apa-apa, kalau aku naksir yang satu kan yang lain bakalan hilang, mundur teratur, nah mendingan aku tidak memilih satu orangpun? jadinya bisa nempel sama semua cewek kece.

Nah teman brengsek ini menyuruhku untuk mengajak satu cewek untuk slow dance, seolah mengumumkan siapa cewek pilihanku. Yah sulit dong.. Gile juga.. Tapi akalku jalan cepat sekali, si Fifi kudatangi walaupun lagi mojok di dekat orang tuaku (tapi tidak ngobrol, jadi bagi yang belum kenal Fifi, tetap saja menganggap Fifi cuma temanku). Fifi agak terkejut sedikit waktu tahu dan sadar dia yang kuajak slow dance, tapi belum berkomentar apa-apa. Begitu kami masuk ke tengah-tengah arena slow dance, di tengah kerumunan pasangan lain baru Fifi berbisik, “Jon… kok ngajak aku slow dance-nya sih?”
“Iya Fi.. aku belum punya cewek sih..”
“Kan banyak teman elu yang kece-kece tuh..” masih sambil berbisik.
“Yang kece sih banyak Fi.. tapi yang sekece kamu mana ada..” rayuku pada kakak sendiri.
“Gelo loh.. cewek kece banyak begitu disia-siakan..”
“Beneran Fi.. nggak ada yang cantik dan dewasa seperti kamu, semuanya ABG doang..”
Fifi tidak menjawab lagi, tapi menaruh kepalanya pada pundakku. Harum rambutnya yang tadi sore keramas bercampur dengan sedikit keringat kepalanya di hidungku begitu merangsangnya. Begitu kugeser kepalaku sedikit mendekati telinganya lagi, kali ini makin jelas aku mencium parfum si Fifi yang dipakai pada belakang telinga. Kakakku ini seru loh, suka memakai parfum lelaki! Dan aku mengikuti dia dalam merk parfum. Cuma berhubung bau badan kami beda dikit yah tetap saja aku terangsang mencium bau campuran parfum dan bau badan Fifi. Batang kemaluanku ngaceng berat waktu itu.

Begitu Fifi sadar, aku membaui sekitar belakang telinganya, dia memelukku lebih erat lagi. Alamak.. Cukup terasa juga payudaranya menekan dadaku. Wow.. empuk-empuk nikmat (memang nikmat?!) Pokoknya menimbulkan sensasi tersendiri. Mungkin yang merasakan nikmat si cewek kali kalau bersentuhan dada begitu. Aku sebagai lelaki sih rasanya enak-enak saja.

Sepanjang lagu yang satu itu, tanganku yang tidak memegang tangan Fifi kusuruh menjelajahi punggungnya. Dari dekat lehernya sampai ke pinggangnya. Berhubung Fifi memakai gaun malam mini, yah dia tidak perlu pakai rok-rok segala dong, kan jadi satu sama atasan, eh baju terusan itu. Mini tuh maksudku masih setinggi pertengahan paha. Nah saat aku mengusap-usap pinggang Fifi, aku tidak begitu merasakan adanya garis celana dalamnya.

Timbul niat isengku pada kakak sendiri, sekalian mau tahu juga.
“Fi.. kamu nggak pakai celana dalam yah?” kataku sambil berbisik di telinganya.
“Eh.. enak saja.. aku pakai tahu.. nakal loh Jon nanyanya!” jawab Fifi sambil berbisik.
“Kok nggak berasa dipegang Fi.. batas celana dalamnya..” bisikku lagi penasaran.
“Coba elu rabanya turun lagi dikit..” balas Fifi sambil berbisik juga.

Lalu kuraba mengikuti petunjuknya, kali ini buah pantatnya terpaksa harus kuraba-raba. Dan merabanya makin turun saja. Benar juga, akhirnya ketemu dan kutelusuri garis batas celana dalamnya. Dilihatin orang nih dansanya. Nekat kali aku meraba makin ke bawah. Ha! Gile apa.. ini kakak sendiri friends. Rabaanku berjalan ke samping saja, menelusuri pelan-pelan garis celana dalam Fifi yang memang sepertinya cuma segaris itu. Oh.. aku tahu sekarang, celana dalamnya model tali saja dan dipakainya berbentuk V.

“Fi.. celana dalam elu modelnya aneh banget sih.. makanya kukirain tadi kagak pake celana,” kataku masih berbisik.
“Makanya elu cari pacar dan pacaran.. nanti jadinya tahu..” balas Fifi masih bisik-bisik saja.
“Kalo pacarku seperti kamu sih boleh saja Fi..” balasku mesra.
Wah pembaca, jangan heran kami bisa ngomong bebas begini kan karena memang akrab.

Dalam kepalaku timbul juga perasaan cemburu sedikit saat itu. Wah.. sialan siapa saja nih yang sudah pegang-pegang si Fifi sampai dia perlu pakai celana dalam sexy seperti itu. Sialan… mau kuhajar saja rasanya. Belum tahu kali tuh cowok, adiknya Fifi jagoan taekwondo, karate sekaligus Merpati Putih.

Eh lagi enak-enak memeluk Fifi sambil goyang-goyang lagunya habis.. sialan, temanku mengganti jadi disco lagi. Yah sudah bubaran deh slow dance-ku dan Fifi. Aku masih melihat-lihat teman yang lain, si Fifi menghilang entah kemana. Karena acara terakhir pesta rumahan adalah disco, yah tidak lama setelah itu bubar deh pestanya, masak anak SMU pesta di rumahan sampai lewat jam 12 malam sih? nggak sopan dong (anak ranking 1 nih yang bilang, aku!).

Persis jam 12 lewat 5 menit, teman terakhir sudah tidak kelihatan mobilnya. Aku yang capek banget rasanya mau tidur saja deh, sambil mikirin Fifi. Kemana yah dia? Urusan kado besok saja lah. Tidak mungkin ada yang ngambil ini. Aku naik ke atas dan langsung masuk ke kamarku. Melepaskan pakaian dulu lalu masuk kamar mandi pribadi dan bersih-bersih. Masih bugil aku balik ke ruangan ranjang. Ah biasanya tidur pakai CD, kali ini mau nyobain bugil ah, sudah gede ini, kan 17 tahun. Yah badanku yang gede dan anuku juga cukup gede kok. Panjangnya sih cuma 15 cm saja.

Karena AC kamarku cukup dingin, aku biasa tidur memakai selimut (Tidak lucu sebenarnya, kalau memahami kesehatan, saat tidur itu bagusnya tubuh kita tidak dalam keadaan ‘terikat’ dan udara yang kita hirup sebaiknya memang sekitar 18-24 derajat celsius. Jangan lebih panas dan jangan lebih dingin. Itu baru tidur sehat. Eh ini kata dokter Joni loh hehehe coba saja iseng tanya dokter beneran.) Kan bule-bule dalam film banyak yang tidur bugil toh?

Masih berbaring, pikiranku melamun pada peristiwa slow dance bersama Fifi, kakak tercintaku. Saat dance tadi aku sih lupa apakah ngaceng atau nggak, tapi saat mikirin aku inget. Ngaceng kenceng! Gile kupegang si Junior, malah makin bikin tenda di selimutku jadinya. Yah kuusap-usap sayang deh juniorku. Tentu saja sambil membayangkan bagaimana bentuk tubuh si Fifi yang polos dalam keadaan bugil sepertiku, apalagi sambil menari bareng. Wow.. asyik loh.

Aku berhayal.. Tubuh si Fifi mulus tanpa cacat (sepertinya memang belum pernah luka sih, paling bekas suntikan cacar di pahanya) payudaranya yang lumayan mantap kalau dipegang, dengan puting cukup besar sehingga enak dikulum. Lalu perutnya yang datar dan rata karena hobbynya aerobic dan fitness, dan pantatnya yang aduhai montoknya, tadi saja saat kupegang waktu slow dance mantap banget rasanya.

Eh lagi enak-enak berhayal begitu, tiba-tiba pintu kamarku diketok. Tok.. tok.. tok.. cuma tiga kali dan tidak kencang. Karena kebiasaan menjaga privacy di keluarga kami, sebelum masuk harus ketok pintu dulu, aku sih tidak pernah mengunci pintu.

“Siapa?” tanyaku.
“Aku Jon..” jawab suara yang tidak asing lagi, sepertinya berbisik tuh.
Wharakadah! gadis yang sedang kuimpi-impikan muncul mendatangiku friends! Aku terdiam bingung.
“Jon.. elu belum pulas kan?” tanya Fifi dari balik pintu. Lalu diam menunggu jawabanku. Wah gimana nih.. aku sedang bugil dalam selimut begini. Ah biarin deh.
“Boleh masuk Jon?” tanya Fifi lagi, padahal aku baru mau menyuruhnya masuk, tapi belum sempat.
“Iya, masuk saja Fi..” kataku cukup keras supaya jelas terdengar olehnya, kalau pelan-pelan entar dia tidak jadi masuk lagi, kan bikin sedih jadinya.

Si Fifipun masuk juga, setelah menutup pintu kamar, dia berbalik dan, “Jon lampunya dinyalain yah?” tanya Fifi. Maklum sebelum naik ranjang, lampu terangnya kumatikan, cuma sisa lampu kecil saja, jadi remang-remang. Wah benar juga idenya, jadi aku bisa melihat jelas tubuh Fifi, sepertinya cuma memakai baju tidur waktu bayangannya terlihat saat memasuki kamarku.
“Iya deh..” jawabku, lalu sadar, wah.. entar senjataku yang ngaceng kelihatan dong!
“Eh…” belum sempat aku ngomong lagi, si Fifi sudah menyalakan lampu. “Blar..” terang deh.

Aku memperhatikan Fifi. Dia memakai baju tidur favoritku, karena model baby doll, terusan cuma melewati pantatnya dikit, warna kuning muda dan agak transparan. Biasanya kalau dia berdiri membelakangi lampu sih kelihatan bentuk tubuhnya, dan pakaian dalamnya. Kali ini belum kelihatan, kan lampunya di tengah ruangan, sedang dia masih dekat pintu.

“Ada apa Fi?” tanyaku bingung juga dan heran, ada apa malam-malam waktunya tidur begini dia datang yah? Kalau masih sore sih aku tidak heran, paling dia mau nanya soal komputer atau soal mobilnya.
“Eh sebelumnya sorry loh Jon..”
“Kenapa?” langsung kupotong saja.
“Aku kan belum ngasih kado buat elo.. kagak kepikir mau ngasih apa sih.” lanjut si Fifi mencoba senyum menghiburku kali. Wah bener juga.

Aku memang tidak sempat memikirkan Fifi ngasih kado atau tidak, dia mau slow dance denganku saja rasanya aku happy banget. Lalu sekarang mau apa lagi nih? “Ah nggak apa-apa Fi.. nggak masalah soal kadonya.. aku punya kakak sebaik elu saja sudah merupakan kado yang indah setiap hari..” kataku. Lalu si Fifi berjalan menghampiri ranjang sambil melihat mataku terus. Wah untung tidak melihat ke arah juniorku. Masih ngaceng man! banyangkan sendiri deh cewek kece, seksi sedang berada di dekat kamu, di ranjang yang sedang bugil. Dan sambil tersenyum manis sekali pada kamu.

Sewaktu dia makin mendekatiku, aku menggeser ke tengah ranjang, jadi dia bisa duduk di tepi ranjang kalau memang mau ngobrol agak lama. Nah saat makin dekat itulah lampu kamar dibelakangi olehnya. Wow.. bayangan mulus tubuhnya yang sempurna sekali (nggak kayak gitar kok, tapi melengkung dan meliuk indah) makin jelas saja terlihat. Benar saja dia duduk dekat pinggangku, persis sebelah pinggang dan juniorku yang ngaceng berat. Selimutku yang bergeser membuat si junior mengangguk-angguk kegelian karena gesekan itu. Tangan kiriku yang masih dalam selimut terpaksa harus memegangi si Junior nih. Fifi berlagak tidak melihat dan tetap senyum manis sekali.

“Jon.. aku mau ngasih kado spesial buat elu, tapi.. elu nggak boleh cerita sama siapapun juga, setuju?” Langsung saja aku mengangguk, walaupun bingung menduga-duga kado spesial apaan, apakah Blow Job? Belum tentu, terusin saja baca ceritanya.
“Janji yah Jon..”
“Saya berjanji, Fifi kakakku tersayang..” kataku menegaskan dari sekedar mengangguk.
“Jon, Fifi mau tahu.. kamu beneran belum pernah pacaran? maksudnya nge-date berduaan ama cewek?” tanya dia.
“Bener Fi.. kan tiap malam minggu, kalau kagak ada pesta ultah, yah aku di rumah saja kok surfing di internet, kamu sih kelayapan melulu malah ninggalin aku sendirian kalau malam minggu” kataku, dia senyumnya makin lebar.
“Jadi belum pernah pegang-pegang tubuh cewek dong?” tanyanya lagi, memancing dikit.
“Yah pegang sih belum cuma kalo melihat sering?”
“Oh yah? dimana?” tanya Fifi kaget sedikit.
“Di internet..” jawabku cepat, memang betul sih. Dia tersenyum lagi.. heran kayaknya makin lama melihat Fifi tersenyum makin manis saja tuh senyumnya, wah aku rasanya makin senang dan happy sekali melihat bibirnya yang tersenyum.
“Jadi yang real dan asli belum pernah dong?” kata Fifi masih dengan tersenyum. Bagiku ini bukan ledekan, tapi ucapan tulus kakak pada adik yang memang akrab. Aku mengangguk.

“Fifi mau kasih hadiah khusus, tapi kamu harus janji tidak boleh ngapa-ngapain kalo kagak disuruh. Mau nggak?” tanya Fifi, kakak tersayangku ini. Aku mengangguk.
“Eh janji dulu..”
“Iya deh Joni janji Fifi sayang..” kataku memuaskan keinginan Fifi.
“Siap menerima hadiah?” tanyanya lagi sambil menegakkan badannya yang tadinya duduk santai.
Aku mengangguk lalu berkata, “Siap boss..”

Fifi kemudian menaiki ranjang, sambil tangannya mendorong perlahan tubuhku untuk bergeser sedikit. Ranjangku sih ukuran 160 lebarnya, jadi muat saja kalau mau tidur berduaan. Lalu Fifi berlutut tegak di sampingku, memandang mataku lekat-lekat masih dengan senyum manisnya. Kemudian secara perlahan-lahan dia mengambil ujung bawah baju tidurnya. Ops.. Fifi terlupa sesuatu.. buru-buru dia turun ranjang dulu, menuju ke lemariku yang ada componya, dia pilih buru-buru salah satu CD lalu diputarnya. Nah muncul lagu romantis, dipasangnya cukup keras tapi tidak mengganggu keluar ruangan. Mungkin sekedar supaya pembicaraan kami tidak terdengar saja kali. Lalu dia berjalan ke pintu dan mengunci pintu.

Aku merasa sedikit heran, mau ngapain nih. Si Fifi balik lagi ke sampingku, berlutut di atas ranjang sambil melenggok menari mengikuti irama lagu. Tangannya balik lagi memegang ujung bawah baju tidurnya dan mulai memilin sedikit-sedikit, lalu menarik perlahan ke atas. Wah ini sih striptease. Kutungguin saja deh. Begitu bawah bajunya mulai naik setinggi bawah selangkangannya, aku makin deg-degan! Cepat sekali naik lagi perasaanku. Lalu muncul celana dalamnya yang transparan dan seperti tadi waktu dansa berbentuk V dan sebagian besar tali. Warnanya sih hitam, ada merahnya sedikit persis ditengah dekat bawah pusarnya, eh tuh merah bunga kecil, cuma satu.

Gila friends.. bulu kemaluannya terlihat. Belahan kewanitaannya sih terbayang dalam bungkusan CD halus itu yang mengikuti bentuk bibir kemaluannya. Wow.. sialan aku janji tidak boleh ngapa-ngapain. Wah pingin sekali untuk menjamahnya. Tangan kiriku terpaksa memegangi juniorku deh. Makin keras saja ngacengnya nih.

Makin tinggi Fifi menarik bajunya, semakin jelas tubuh putihnya terlihat. Begitu bagian bawah payudaranya muncul. Wow.. aku sampai menelan ludah. deg-degan makin keras. Ops.. sial ada BH-nya! Eit tunggu dulu, BH-nya seru banget.. juga hitam transparan dan puting susunya yang kuduga besar, benar saja muncul dan terlihat jelas, kali ini aku tidak perlu menebak-nebak lagi, ternyata warnanya merah sedang, nggak pink sih, lebih tua sedikit tapi tidak coklat gelap. Saat bajunya melewati kepalanya, aku ingin sekali memegang payudaranya. Tapi ingat janji.. wah brengsek.. padahal si Fifi kan tidak melihat.

Dan saat bajunya sudah lolos melewati kepala, Fifi langsung membuangnya ke atas karpet kamarku. Tangannya kembali turun lagi yang membuat payudaranya terlihat dan berbentuk semakin menonjol saja. Gile bener.. sss.. alamak nggak tahan nih.. Kemudian Fifi menggeser posisi berlututnya kali ini dia mengangkangiku. Wow.. sepertinya aku semakin tidak tahan deh. Mana tangan kiriku sudah tidak lagi memegang si Junior lagi dan dengan posisi baru ini otomatis Fifi menindih perutku. Dia masih bergerak meliuk dan menari. Mungkin tidak nyaman menari di atas selimut, dia menggeser dulu lalu mendadak menyingkapkan selimut untuk membuangnya.

“Eit.. sorry Jon.. aku nggak tahu elu kalo tidur juga bugil!” kontan kedua tanganku menutupi juniorku. Tapi mana bisa.. lah lagi siaga satu gitu kok. Lagi pula dia ngomong dengan kalimat ..juga bugil! Wah dia kalau tidur bugil dong?! kenapa tidak dari dulu aku masuk kamarnya kalau dia sedang tidur.

Karena aku diam saja tidak berkata apa-apa, Fifi balik lagi berlutut di atas perutku menghadap wajahku dengan sebelumnya mengambil tanganku untuk melepaskan pegangan yang menutupi si Junior. Terpaksa tanganku posisinya seperti orang menyerah kalau berdiri, kutaruh di samping kepala. Sepertinya Fifi sedang bergerak menari sambil membuka BH-nya deh.. tapi susah atau sengaja susah membukanya?

“Fi.. boleh aku bantuin membuka BH kamu?”
“Memang kupikir tadinya mau nyuruh elu yang bukain.. tapi gue kagok..” lalu sambil berkata begitu dia rebahan dikit, tangannya menopang tubuhnya di samping kepalaku, dengus nafasnya dekat sekali menyapu wajahku. Karena posisi berlututnya di perutku, yah mulut dan hidungku cuma kebagian lehernya saja. Wah wangi juga lehernya.. tanganku mulai memeluknya dan mencari kaitan BH-nya di punggungnya. Biarpun sudah ketemu sengaja aku lama-lamain. Enak gila.. memeluk tubuh hangat cewek kece seperti ini.

“Ayo Jon.. jangan nakal, hadiahnya masih banyak..” kata Fifi lalu menggeser tubuhnya yang berada di atasku sehingga menurun sedikit dan wajahnya berhadapan dengan wajahku. Alamak.. dengus nafasnya yang menyentuh wajahku membuatku konak lagi dan semakin bernafsu. Tidak tahu siapa yang memulainya, tahu-tahu bibir kami nempel dan lidah Fifi menyapu bibirku. Sepertinya sih Fifi juga nafsu sekali mau menciumku kali, habis wajahku tetap lurus, tapi wajahnya miring-miring kok. Nah kan dia yang berusaha lebih keras buat menciumku toh?

“Blp.. buka mulutnya Jon.. aku ajarin ciuman..” kata Fifi. Lalu kuikuti membuka mulut, membiarkan lidah Fifi masuk ke dalam mulutku. Dia menyapu gigi depanku, lalu lidahku didorong-dorong dan dibolak-balik segala, dan malah lidahku dikitik-kitik dengan lidahnya juga. Wah seru juga loh, tukar-tukaran ludah.

Aku lupa bahwa tanganku sudah melepas BH-nya apa belum yang jelas tanganku mengusap punggungnya dengan bebas tanpa ganjalan BH segala. Kuusap-usap terus punggungnya yang mulus dan hangat. Dada kami sih masih terpisah oleh BH-nya. Ops.. baru aku bilang masih terpisah, Fifi menarik BH-nya untuk disingkirkan. Sambil ciuman begitu, otakku mikirin bagian bawah kami. Wah senjataku tergesek-gesek sama celana dalam mini si Fifi nih, sakit dikit sih, lecet nggak yah?

“Fi.. boleh aku lepasin celana dalam elu nggak? kontol gue sakit kegesek-gesek.” kataku melepaskan ciuman sekejab. Akibatnya malah lepas terus-terusan tuh.
“Eit.. jangan nakal dulu. Sudah bisa ciuman yang kuajarin?”
“Iya boss..” jawabku.
“Elu diam saja yah..” kata Fifi. Lalu dia bergerak semakin turun. Kali ini sampai dia duduk di kakiku. Dia persisnya menduduki bagian ujung kakiku, nggak diduduki habis sih, dia bersimpuh sedikit, sambil bergerak perlahan-lahan wajahnya ikutan turun sambil mencium badanku juga. Geli sekali loh, apalagi waktu dia mencium putingku. Wow.. sampai kupegang kepalanya gara-gara geli. Untung dia tidak marah. Waktu hidungnya kena bulu kemaluanku, makin geli dan si Junior mulai kena dengusannya dan dikecup kepalanya, sepertinya sih kena mata tunggal di kepala si Junior tuh.. geli banget sih.

Gila friends.. kali ini kuduga bakal dapat pengalaman dikaraokein deh, aku mau menikmati rasanya di karaokein kakak tersayang ini. Dimulai dengan jepitan erat bibirnya pada kepala kemaluanku, rasanya sukar dilukiskan, yah geli-geli enak deh. Apalagi waktu bibir itu masih dalam jepitan erat bergerak turun menyentuh lingkaran helm senjataku. Wah rasanya mau ngecret saat itu. Gile bener.. untung juniorku tahan juga.

Apalagi sensasi yang timbul saat bibir Fifi makin turun menjalari batang juniorku yang keras dan penuh urat-urat. Waduh, gesekannya sukar dilukiskan (namanya juga pertama kali) apalagi saat itu juga helm di kepala kemaluanku dijilati oleh lidah hangat Fifi. Wow.. mana tahan, beneran mau ngecret rasanya.

Dan saat jepitan erat bibir Fifi, kakak tersayangku ini semakin turun kearah bulu-bulu kemaluanku yang mulai memenuhi pangkal senjataku, ujung kepala helm si junior juga menyentuh daging halus dan lembut langit-langit tenggorokan Fifi. Weleh.. weleh.. gila man.. nikmat sekali! dan, “Cret.. cret.. cret.. cret.. cret..” beberapa kali aku ngecret. Kulirik ke sana, si Fifi melirikku juga, gile pandangannya itu.. wow.. sexy sekali.. (sering aku membanyangkan dan terbayang-bayang terus wajah Fifi saat dia sedang mengkaraoke barangku) Gile deh, masih muda gini si Fifi sudah jago mengisap senjataku. Dia suka lagi.. tidak setetespun cairan maniku yang meleleh dari mulutnya. Wah di Bohongin film tuh, paling yang sampai meleleh gitu yah karena si ceweknya tidak mau menelan protein yang kita keluarkan, atau mungkin di film tuh sperma meleleh karena memang asyik melihat dan menonton cairan yang meleleh.

“Fiii… aduh.. enak sekaliii…” kataku merintih perlahan. Kencang-kencang takut orang tuaku mendengar lagi. Gile loh.. ini taboo, pamali.. incest.
“Jon.. hadiahnya belum selesai.. ini baru foreplay-nya buat elu…”
Hah..! Gile bener.. apalagi nih?

“Elu basahin memekku dengan ciuman yang tadi aku ajarin yah? sementara aku bikin burung elu tegang lagi.” kata Fifi lalu berdiri dan membuka CD-nya secepat kilat.
Kemudian dia menungging mengambil posisi 69 persis seperti gambar-gambar di internet yang kulihat kalau ada pasangan yang saling mengisap.

Begitu Fifi dalam posisi mengangkang dengan pahanya terbuka lebar, harum liang kewanitaannya langsung tercium olehku. Gile bener.. nikmat sekali.. enak loh mencium bau khas liang kewanitaan cewek, wah pantesan banyak gambar orang lagi ismek dan jimek yah? Mula-mula kujilati dulu belahan liang kewanitaan si Fifi yang terlihat sudah mulai basah, lalu setelah beberapa kali dijilat dengan ujung lidah sampai badan lidahku juga, gelambir bibir luar si Fifi yang warnanya kemerahan dikit itu mulai membuka dan melebar. Nah habis itu jangan lupa pasti sasaran kita bibir dalam mungil yang warnanya pink. Sebelumnya pastikan lagi deh, jilati terus dari batas liang kewanitaan luar paling bawah dekat perbatasan anus sampai arah klitorisnya, tentu dengan jilatan panjang tanpa terputus, dijamin kegelian tuh cewek yang kita jilati. Nah begitu diulang beberapa kali.. asyik.. terasa kan sari buah segar dari tubuh cewek seperti yang kulakukan pada Fifiku ini, kalau terasa juice-nya mulai berkurang kan kurang asyik, ganti lagi dengan mengulum seluruh bibir luarnya yang melambai-lambai, yah mengulum dan menghisap lah, terus sambil sedikit jilat dan sedot terus, sehingga sisa juice dari tubuhnya dan sedikit sisa pada lidah kita tetap saja bisa kita nikmati terus. Biasanya cewek kegelian dan memproduksi lagi juice alami ini dari dalam tubuhnya. Wow.. asyik pasti deh kalau normal sama-sama menikmati kita dapat bonus lagi banyak juice.

“Aaahh.. enak Jon.. terus.. terus..” kata Fifi.
“Iya Fi.. blp.. aku juga keenakan.. slup.. slup.. dikaraokein elu itu.. slup..” jawabku.
“Blp.. blp.. ehm.. blp.. blp..” tidak jelas deh apa jawaban Fifi, yang jelas aku ingin sekali hadiahnya berlanjut terus sekalian juga aku membalas kenikmatan pada si Fifi dong, biar adil.
Saling jilat dan isep yang kami lakukan kuulangi lagi. Kali ini kutambah dengan jurus baru, gara-gara melihat gambar di internet (wah lihat gambar porno berguna juga kadang-kadang yah?). Aku mencoba memasukkan lidah ke dalam liang senggama si Fifi yang mungil tempat keluarnya juice nikmat tadi. Lubang itu sih terlihat nafsuin banget. Jelas terlihat empot-empotan membuka menutup dengan gerakan-gerakan merangsang nafsuku. Karena batang kejantananku letaknya jauh, yang paling praktis yah lidah dong. Kudorong-dorong saja lidahku memasuki lubang di liang kewanitaan kakak sexy-ku ini, sambil sesekali jurus-jurus gerakannya kugabung dengan menjilat celah liang kewanitaan dan mengulum semua bibir bawah si Fifi. Wah nikmat sekali, untung si Fifi sudah memberi kursus kilat cara ciuman dan kulum-kuluman.

Sukar dilukiskan kenikmatan yang kudapatkan deh, bayangkan saja, kakakku yang sexy sedang mengkaraoke senjataku, sambil liang kewanitaannya kujilati.

“Jon.. kayaknya elu sudah siap menerima hadiah lanjutannya nih,” kata si Fifi yang buru-buru bangun dan ganti posisi, kali ini dia berjongkok di atas pinggangku. Hehehe.. dia yang tidak tahan tuh. Asyik.. pasti aku akan bersenggama dengan kakak cantikku ini. Yang jelas sih memang batang kejantananku tidak ciut-ciut tuh. Alasan si Fifi saja untuk membuat liang kewanitaannya lebih basah dulu supaya kami bersetubuhnya lebih gampang, daripada alasan membuat juniorku ngaceng lagi

Dengan satu tangan memegang juniorku dan satu tangan lagi membuka celah liang kewanitaannya, Fifi menunduk melihat jelas-jelas supaya tidak meleset adegan persetubuhan kami yang pertama ini. Aku juga sampai menaikkan kepala kok walau sudah diganjal bantal tinggi. Gila kelihatan banget bibir kemaluan Fifi yang membuka dan siap disusupi oleh batang kejantananku yang ngaceng berat. Si Fifi perlahan-lahan menurunkan pinggulnya dan juniorku, helmnya terasa menyentuh belahan hangat basah liang kewanitaan Fifi. Makin si Fifi menurunkan pinggulnya, helm si Junior semakin tidak terlihat dengan perasaanku yang semakin keenakan.

Si Fifi yang tidak sabar begitu helm si Junior hilang dari pandangannya langsung menduduki pinggulku, yah sudah amblaslah seluruh batang tubuh si Junior dan batang kejantananku itupun lenyap dari pandangan.
“Aow… sakit Fi..” maunya aku sih teriak, habis mendadak gitu kulit batang kejantananku tertarik oleh jepitan erat dinding kewanitaan si Fifi. Terasa sekali gesekan dan tarikan kulit itu loh.
“Sstt.. jangan berisik.. aku juga sakit Jon.. kurang pas kali..” kata si Fifi lalu dia mencabut batang kejantananku dengan mengangkat pinggulnya lagi. Waw.. kenikmatan yang dirasakan tidak terlukiskan deh. Tidak sampai lepas semuanya, kali ini si Fifi menggoyang-goyang dulu pinggulnya sedikit untuk memperlancar pelumas atau arah yang tepat, aku tidak tahu deh. Lalu dia menurunkan lagi perlahan saja dulu. Nah ini baru mantap.. Pas masuknya. Sambil si Fifi goyang kiri kanan dikit dan maju mundur dikit, akhirnya batang kejantananku terbenam mantap di dalam liang kenikmatan kakak tersayangku. Duh.. ujung batang kejantananku menyentuh apaan yah? Jangan-jangan rahimnya kali!

“Oohhh.. Joni sayang..” si Fifi kakakku ini diam tidak bergerak lagi punggulnya tetapi bagian atas tubuhnya rebah menindihku. Dadanya yang padat berisi, menindih dadaku, dan wajahnya dekat sekali di depan wajahku.
“Fi.. gue boleh mengusap-usap badan elu nggak?” aku bertanya, takut melanggar janji. Dia tersenyum lalu mengangguk saja, dan buru-buru mulutku di cipok. Keras! bibirku sampai terbetot karena menciumnya dengan sedotan segala. Belum kaget aku atas kejadian itu, dia mencium lagi kali ini bibirku dilumatnya dan kamipun bersilat bibir lagi.

Aku tersadar akan ujung si junior yang menyentuh sesuatu di dalam sana.
“Fi.. elu bisa hamil nggak nih?” tanyaku dengan nada khawatir. Lah iya.. gila kali menghamili kakak sendiri, bersenggama dengan kakak kandung saja sudah perbuatan gila-gilaan. Apalagi sampai hamil.
“Tenang Jon.. baru saja gue selesai mens kok tadi pagi baru bersih..”
Hah? aku yang melongo.. pantesan saja dia juga sakit waktu kami baru bersatu tadi walaupun sudah becek sejak kujilati liang kewanitaannya.
“Fi.. elu nggak perawan sejak kapan nih?” tanyaku.
“Eh.. nakal yah tanya-tanya.. nggak usah di omongin deh.. nikmati saja yah Joni sayang..” kata si Fifi, yah sudah. Tapi kulihat dia jadinya sedih tuh gara-gara aku bertanya soal itu. Kami memang terdiam jadinya. Fifi cuma diam saat menindihku tanpa bergerak dengan memiringkan kepalanya di wajahku. Hidung kami bersentuhan. Aku menikmati sekali saat-saat ini. Saat-saat indah bersatu dengan kakak tersayangku. Dengusan nafas halusnya menyapu wajahku juga dengan keharuman nafas segarnya. (wah jangan-jangan tadi kumur-kumur dengan close-up cair dulu kali nih) Tanganku mengusap-usap punggungnya yang halus tapi sedikit berkeringat karena kupegang dalam keadaan lembab. Mungkin posisinya kurang enak, si Fifi menggerakkan bagian bawah tubuhnya sedikit. Wow.. sensasi dalam lubang tempat kami bersatu itu nikmat sekali.

“Fifi kakakku sayang, ngapain lagi nih sekarang..” tanyaku bingung. Nah tanpa menjawab dia bangkit dari menindih badanku. Kali ini dia benar-benar menduduki pinggangku. Wow buah dadanya yang mantap memerah karena tertindih tadi terlihat semakin indah saja. Putingnya juga ngaceng banget lagi, mancung.
“Nikmati yah Jon, jangan bergerak-gerak pinggulnya..” kata si Fifi.
“Ok boss..” Lalu mulailah si Fifi bergerak-gerak. mula-mula sih gerakannya cuma memajumundurkan pinggulnya saja sehingga batang kejantananku yang terbenam dalam-dalam tidak keluar sedikitpun, tapi didalam sana rasanya. Wah.. coba sendiri deh komentarku. Kalau aku bilang enak entar tidak percaya. Pokoknya sukar dilukiskan. Ujung kepala si Junior terutama helm junior tuh yang menikmati banget gesekan-gesekan di dalam rongga persetubuhan kami, sepertinya sih menyentuh-nyentuh sesuatu benda yang agak kenyal? seperti ada dodol bola deh di dalam sana. Apa iya itu rahim. Kepala si Junior mengelilingi dan menyenggol-nyenggol dodol bola itu. Gile bener.. sensasi yang ditimbulkan luar biasa enaknya, beneran loh aku terasa banget dan yakin, lubang kecil di helm si junior menyentuh dan disentuh sesuatu di dalam sana.

“Oohhh Jon..”
“Ya.. Fi..”
“Oohhh Jon.. Sayang..”
“Ya.. Fifi sayang..”
“Jon.. aaahh..”
“Ya Fifi kakakku tercinta.. eugh..”
“Oohhh Jon.. Sayang.. enak sekali.. kamu enak Yang?”
“Ya Fifi sayang… wah nikmat sekali aaah.. enak Fi..”
“Pegang dan remas-remas tetekku dong Jon..” kata si Fifi dengan manja.
“Wah tetek kamu mantap banget Fi.. pas susunya.. kenceng lagi..” pujian jujur dariku keluar deh.
“Oohhh Jon… terus Jon.. lebih kuat remasnya..”
“Ya Fi.. lebih enak?”
“Ooohh Jon.. terus Jon.. putingnya juga..”
“Oohhh.. aahhh Joniii..”
“Eh Fi.. jangan kenceng-kenceng..” kataku khawatir juga, habis makin lama semakin kenceng saja desahan dan suara Fifi yang keluar dari bibir sexy-nya itu.

Kali ini Fifi menunduk deh jadinya, mulutnya mencium mulutku lagi, nah suaranya kan cuma nafas doang tuh. Wah ada yang seru lagi. Kali ini Fifi mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. Gila, rasanya gesekan batang kejantananku pada dinding liang kewanitaan Fifi yang menggenggam erat itu loh. Waw.. enak gila.. lebih enak dari Frozz deh. Sensasi yang di timbulkan sampai naik ke kepalaku, buktinya waktu melewati leher dan mulut nafasku semakin menderu-deru. Terbukti dong semakin enak.. asyik loh.

Cukup lama juga Fifi melakukan olahraga turun naik di atas pinggangku, pasti dia capek juga, habis biarpun AC kamarku dingin punggungnya keringatan tuh. Tanganku sampai basah telapaknya waktu mengusap-usap terus dari tadi. Tiba-tiba saja Fifi menggerakkan pinggulnya semakin cepat dan makin keras menghujam kearah batang kejantananku, makin mantap deh tusukan-tusukannya. Lalu lidahku disedot kuat-kuat dan dia roboh lemas setelah tegang-tegang dikit sebelumnya. Wah…. ini orgasme kali yah? Kok aku kaga ngecret sih kata siapa orgasmenya cewek dan cowok mesti barengan?

Aku iseng ah, walau tidak disuruh kugoyang pinggulku menyodok naik dikit. Habis si Fifi diam sih, padahal tadi lagi asyik menggoyangkan pinggulnya.

“Oohhh Joni.. sayang.. nakal yah.. tapi enak Jon.. enak sekali.. iya terus Jon.. kamu enak Yang?”
“Ya.. Fifiku sayang.. kamu sudah orgasme yah.. wah licin nih Fi jadinya tapi nikmat juga kok aaah.. enak Fi.. enak sekali..”
“Iya Jon.. tadi aku mencapai surga tuh.. lidah elu nggak kegigit kan?” tanya si Fifi. Wah dia tidak sadar tadi menyedot kuat-kuat lidahku, dan dugaanku dia mencapai orgasme ternyata benar. Wah untung tidak digigit ya lidahku. Kalau tidak saat dia lupa gitu salah-salah aku jadi si bisu Joni lagi hehehe… habis lidahnya putus.

“Jon.. biar elu lebih menikmati hadiahnya, ganti posisi yah?” tawar si Fifi padaku. Asyik.. doggy style boleh aku praktikkan nih.
“Gaya nungging yah Fi?”
“Elu mau gaya begitu?”
“Iya Fi.. kayak di foto dalam internet.”
“Hayo deh berhubung ini hadiah..”

Kamipun berganti gaya jadi doggy style. Cuma sebentar saja, walaupun seru aku melihat Fifi dari belakangnya, dengan kulit punggung mulus walau berkeringat, pinggangnya yang ramping dan buah pantatnya yang besar jelas pemandangan indah tersendiri. Tapi.. ada yang bikin gaya ini jadi sebentar. Setiap kali kusodok maju batang kejantananku semakin ke dalam rongga liang kewanitaan si Fifi, dia seperti tersendak kesakitan.

“Kamu nggak enak yah Fi?” tanyaku pelan-pelan takut menyakiti kakak tersayangku.
“Nggak pa-pa, terusin saja, yang penting kamu senang..” jawab Fifi, weleh-weleh.. baru dua sodokan lagi reaksinya sama saja, kesakitan. Wah aku tidak mau jadi adik tidak berbudi. Dikasih hadiah sangat nikmat begini masak dengan tega menyakiti kakak tersayang sih?

“Fi.. ganti gaya lagi deh.. gaya apalagi yang kamu mau dan kamu anggap akan menyenangkan Joni?”
“Oh.. Joni sayang.. aku bener-bener sayang sama elu Jon..” kata Fifi begitu mengakhiri persetubuhan kami dan berbalik menghadap dan memelukku dengan erat. Lagi-lagi aku di cium olehnya, kali ini sebentar saja lalu dia mengambil posisi persis di tengah ranjang dan mengangkang lebar-lebar, dengkulnya ditekuk naik sampai dekat kepalanya.

Wah.. ini posisi surga bagiku. Gile bener.. melihatnya saja si Junior terkejut. Bibir luar liang kewanitaan Fifi otomatis merekah (karena indahnya bentuk bibir itu kadang-kadang ada yang mengumpamakan sebagai bunga yang merekah) bibir dalamnya yang berwarna pink dan tidak kalah sexy-nya di mataku ikutan merekah juga, membuka gerbang surganya yang berupa lubang hitam menantang untuk ditutupi oleh batang kejantananku.

Aku dengan masih berlutut bergerak mendekati pintu surga itu, dan dengan posisi sedikit berlutut itulah kutempelkan juniorku di pintu surga yang gelap itu. Kugesek sedikit seperti dalam BF lalu karena memang masih becek-becek dikit yah lancar saja kucelupin si junior dan batang kejantananku itu semuanya. Waw.. gesekan dinding liang kewanitaan kakakku ini masih saja mantap dan kesat, seret juga malah.

“Aahhh..” si Fifi malah yang bersuara.
“Enak Fi?”
“Iya gerakin keluar masuk dong Jon..”
Aku menurut deh, kugerakkan pelan-pelan saja. Tips; gerakkan ini sebaiknya divariasikan antara gerakan menusuk dengan seluruh tubuh dan gerakan menusuk menggunakan pinggul saja. Dengan gerakan pinggul saja tusukan batang kejantanan kita semakin dalam loh! dan semakin membuat cewek kita keenakan. Kata salah seorang teman cewekku sih, membawa cewek tembus surga ke-7. Apalagi dengan tusukan perlahan-lahan tapi mantap. Gocekan kiri kanan saat menusuk sebaiknya memang melingkari dodol bola di dalam sana, alias memoles seluruh permukaan bola dodol itu. Waw.. gocekan begini selain kitanya enak juga, kujamin, cewek normal akan segera mencapai orgasme dengan cukup cepat. Asal jangan lonte saja deh yang sudah kecapekan melayani langganan (dulu-dulu juga hooker high class senang sama aku gara-gara mereka ngakunya mencapai orgasme dengan teknikku ini, maklum si Joni pantang mencapai orgasme dibawah 1/2 jam, biasanya malah lebih 1 jam, yang penting mengatur pernafasan dan pikiran kita).

Memang tidak lama berlangsung, si Fifi kakak tersayangku ini buru-buru melebarkan kakinya lagi dan tangannya buru-buru meraih leherku untuk diciumi lagi. Gila ciumannya buas sekali, cepat dan srobotan terus. Pokoknya ciuman buas yah begitulah kali. Tiba-tiba saja aku yang tetap mengatur enak-enak tusukan mantap dalam persetubuhan kami terkaget lagi. Bibirku disedot keras lagi. Kali ini karena aku tahu bahwa si Fifi mungkin mencapai orgasme. Aku siaga, sengaja mulutku makin merapat, menjaga giginya kalau-kalau menggigit. Berhasil.. tidak kena gigit.

“Oohhh Jon.. sayang.. enak sekali.. ooohh Jonii.. sss.. kamu enak Yang?”
“Ya.. Fifi sayang.. aahhh.. nikmat sekali Fi.. aaah.. enak Fi..”
“Gila Jon.. elu belum mau keluar lagi yah?” tanya si Fifi setelah agak reda capeknya.
“Adik siapa dulu dong?” wah sempat-sempatnya kami yang sedang bercumbu begitu bercanda juga. Tuh hidungku dipencet si Fifi yang masih dalam posisi mengangkang heboh dan kutusuk, eh pompa deh.
“Enak nggak Jon hadiahku?”
“Bukan enak lagi Fi.. indah dan bagus sekali.. aku nggak mungkin bisa membalas hadiah seperti ini..” jawabku.
“Ah Joni.. Joni.. adikku sayang.. kalau bukan adikku.. aku mau aja deh pacaran sama elu Jon..”
“Loh memangnya sekarang kagak bisa apa?”
Akhirnya sambil bercinta dengan hot terus sebelum aku ngecret lagi kami ngobrol-ngobrol sedikit.

Aku tidak menyinggung soal keperawanan dan pacarnya sekarang. Dia cuma cerita batang kejantananku adalah yang terpanjang dan terbesar yang pernah dia rasakan, padahal dia baru mencoba 2 batang kejantanan selain punyaku.

“Fi.. gara-gara cerita ngesek dan soal batang kejantananku yang super menurut elu, kayaknya aku mau keluar lagi nih..”
“Aahhh.. Joni.. Sayang.. jangan takut.. aku sayang banget sama elo Jon.. silakan saja keluarkan di dalam rahimku Jon.. jangan khawatirkan apa-apa..” kata si Fifi sambil mengusap-usap perutku segala sekaligus mengusap-usap wajahku. Ah mana tahan aku melihat wajah manisnya yang cantik dan tersenyum terus melihatku. Kupompa semakin cepat dikit deh dan dalam-dalam setiap tusukannya.

“Oohhh.. oh.. ah.. ahhh.. heh.. heh.. eh.. eh..” begitulah suara kami berdua akhirnya gara-gara aku mempercepat irama persetubuhan kami. “Jonn.. aku keluar lagi nih.. aaahh Joniii…” Wah tampang sexy si Fifi saat mencapai Orgasmenya yang ketiga kali ini tidak bisa kutahan lagi deh, apalagi wajahnya yang memerah berusaha tetap tersenyum senang dan tidak memejamkan matanya tapi melihat ke dalam mataku. Wah.. sudah nyobain belum bersetubuh sampai ceweknya mencapai orgasme tapi tidak merem tuh cewek, nah tampangnya cewek begitu menurutku adalah tercantik darinya. Dan biasanya nikmat melihat wajah cewek saat mencapai orgasme, sepertinya lebih enak dari orgasme itu sendiri bagiku. Makanya hobiku bikin orgasme cewek, bukannya aku orgasme duluan, tidak sedikit kok aku malah tidak orgasme saat bersatu dengan cewek. Sweer.. mula-mula kupikir aku impoten, tetapi ternyata sebagian cewek bilang malah aku terlalu perkasa urusan ranjang dan senggama begitu, Well nggak tahu deh, walaupun hobby bercinta, kupikir tidak perlu setiap bersenggama kita mengeluarkan sperma dong?

“Cret.. cret.. cret..” entah berapa kali saat ini aku ngecretnya. Yang jelas cairan hangatku menembak bola dodol dalam medan tempur kami berdua. Wah saat terkejut, begitu kenikmatannya sukar dilukiskan juga loh. Aku sampai roboh kecapaian dalam pelukan si Fifi yang masih ngangkang terus.

“Oohhh Fifi sayang..”
“Yah.. Joni adikku sayang..”
“Hadiah kamu tak ternilai Fi..”

Malam itu kami tidur seranjang. Bohong besar kalau aku cerita senggama sampai pagi. Aku kecapaian kok. Sepertinya waktu baru berbaring sama-sama sebelum tidur, karena kami sama-sama capek untuk matiin lampu, aku melihat hari sudah pukul 3 pagi.

Dalam ngobrol-ngobrol sebelum pulas, sepertinya si Fifi cerita, perawannya hilang waktu SMA kelas 2, saat pergi ke luar kota barengan kakak kelas lalu sekarang ini sehabis menikmati dan tahu si Fifi tidak perawan lagi, pacarnya yang di kampus mulai menjauhinya, jadi dia kosong tuh saat ini, belum ketemu cowok yang sreg.

Dan sebelum pulas kami juga berandai-andai, siapa tahu saja bisa sama-sama terus setiap malam minggu pergi barengan saja. Soal tidur malam sih, sepertinya pintu penghubung antar kamar kami mesti dicari kuncinya tuh, maklum sudah lama tidak pernah dibuka.

Kamis, 19 Desember 2013

Empat Mata XXX : Tamara Blezinsky EDITION


(Penonton bersorak-sorai dan bergemuruh menyambut kehadiran presenter Empat Mata XXX yang terkenal ndeso - Tukul Arwana saat pria berbibir ndower itu memasuki studio)

Selamat malam pemirsa, baik yang di studio maupun di rumah. Malam hari ini kita kedatangan tamu istimewa yang saya yakin sangat ditunggu-tunggu oleh pemirsa

semua. Tamu kita kali ini tentunya tak asing lagi, dia adalah seorang artis terkenal, model, pemain sinetron, pemain film, bintang iklan dan kebetulan dia juga seorang janda kembang yang cantik, menarik, bodynya seksi dan wajahnya melankolis. Walaupun janda kembang ini sudah memiliki seorang anak, tapi saya yakin pasti banyak sekali pemirsa yang mengantri kalau-kalau artis satu ini akhirnya mau menikah lagi. Putra tunggal artis ini kini tinggal bersama mantan suaminya dan walaupun artis ini sudah sangat merindukan sang buah hati, tapi susah sekali bertemu dengannya, kalau saya usul sih, daripada repot mending bikin lagi yang baru. Sebenarnya dia sudah meminta saya menjadi pengganti mantan suaminya itu, tapi saya menolak karena sibuk syuting Empat Mata XXX dan menjadi bintang iklan dimana-mana, wahahahaha! Baiklah, mari kita sambut saja! Tamara Bleszynski!

(Penonton bersorak-sorai dan bergemuruh)

Diiringi lagu yang dimainkan oleh band Peppy, sosok model dan pemain sinetron terkenal Tamara Bleszynski masuk ke panggung. Penonton makin ramai memberi sorak sorai karena penampilan Tamara yang cantik semakin terlihat seksi dengan balutan kemeja dan rok yang ketat berwarna gelap, kontras dengan kulitnya yang putih mulus tanpa cacat. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai indah menambah pesona. Rok yang dikenakan Tamara cukup pendek di bagian bawah sehingga kakinya yang jenjang terlihat menantang dan didukung oleh sepatu berhak tinggi, pantatnya yang bulat terdorong ke atas, sangat menggiurkan mata yang memandang. Tapi tentu saja dari semua kemewahan tubuh memikat Tamara, yang paling menarik adalah buah dadanya yang membusung dan ranum, sangat menggairahkan, konon katanya buah dada itu pernah diasuransikan.

Tukul yang didatangi Tamara langsung meneteskan air liur menatap keindahan body tamunya yang seksi ini. Kalau sama yang ginian, Vega alias Ngatini sih kalah jauh. Tak ayal, ular naga Tukul bergerak-gerak di selangkangannya.

Selamat malam, Tamara. Sambut Tukul sok akrab.

Selamat malam. Jawab Tamara lembut. Tutur katanya yang sopan membuat Tukul tambah belingsatan. Dia berusaha menekan ular naganya yang malah tambah ngaceng saat dekat dengan Tamara.

Keduanya bersalaman dengan hangat. Tukul langsung keringetan. Tangan Tamara sangat halus dan mulus. Dengan aksi tipu-tipu pura-pura menyapa penonton, Tukul mengeluskan jempolnya yang besar ke tangan Tamara. Untung saja janda cantik itu sudah biasa menghadapi laki-laki yang memanfaatkan situasi seperti Tukul ini, jadi dia diam saja dan terus tersenyum ke arah penonton.

(Penonton bersorak-sorai Cium! Cium! Cium!

Tukul berbisik pada Tamara, Bagaimana Tamara? Penonton meminta saya mencium Tamara? Kalau tidak mau tidak apa-apa lho

Tamara tersenyum manis. Sebagai tamu tidak pantas rasanya dia menolak host yang namanya kian kondang di Indonesia ini, lagipula apa salahnya sekedar cium pipi?

Boleh saja, kok Mas Tukul, bisik Tamara, cheek to cheek aja kan?

Tukul langsung tersipu-sipu malu. Wah, ini yang namanya kesempatan!

“Iyalah, cuma cipika cipiki biasa aja, sekedar face to face.”

(Penonton masih terus berteriak Cium! Cium! Cium!

Tamara menyodorkan pipinya pada Tukul untuk cipika-cipiki. Tapi dasar Tukul, mumpung ada kesempatan nyosor janda secantik Tamara, pasti tidak akan disia-siakannya. Kapan lagi dia bisa dekat dengan Tamara? Sambil memonyongkan bibirnya yang memble, Tukul mendekati pipi Tamara.

Dengan senang hati Tamara menerima ciuman pipi kanan dan kiri dari Tukul, tapi janda kembang yang cantik itu kaget saat bibir nyonyor Tukul tiba-tiba saja nyosor ke bibirnya!

Nekat amat sih nih orang? Batin Tamara, Main sosor aja!

Tukul menikmati saat terindah dalam hidupnya ini. Dengan pandai dia memanfaatkan situasi dan berhasil mencium bibir indah Tamara. Mantan model itu terkejut dan langsung pucat pasi. Dia kaget sekali karena tiba-tiba saja diserang oleh Tukul. Tapi Tukul malah makin berani saat Tamara bereaksi dan mencoba melepaskan ciumannya.

Bibir memble Tukul melekat di bibir Tamara dan ditekan-tekan dengan kasar, dia mengoleskan bibir besar yang basah oleh air liur itu ke bibir sang tamu. Tamara meronta sesaat tapi dia kemudian teringat kalau saat ini mereka sedang berhadapan dengan live audience, tidak saja yang berada di studio tapi juga sebagian besar masyarakat yang menonton di depan televisi sedang memperhatikannya, dia tidak ingin melakukan tindakan brutal dan emosional yang nantinya bisa menimbulkan keributan dan skandal. Sudah cukup semua masalah dan gosip yang menghantuinya sepanjang hidup, kalaupun ciuman si Tukul ini dinilai kurang ajar, dia bisa menuntutnya nanti di pengadilan, tentunya setelah acara ini selesai.

Dasar si Tukul mupeng, bukannya berhenti malah tambah hot. Tangannya memeluk Tamara dan bergerak nakal menjelajahi setiap lekuk tubuh Tamara, berulang kali tangan Tukul yang masih memeluk Tamara meremas pantat ibu muda yang cantik itu dengan gemas. Lidah Tukul bergerak seperti ular dan mencoba memasuki lubang kecil mulut Tamara. Janda jelita itu menggeleng dan menolak, tapi apalah artinya penolakan Tamara terhadap seorang pria kutukupret seperti Tukul. Lidah Tukulpun segera masuk ke dalam rongga mulut Tamara dan menjelajah ruang itu dengan buas.

Tamara geleng-geleng kepala. Mimpi apa dia semalam kok hari ini bisa-bisanya diajak french kiss sama Tukul? Setelah beberapa saat berciuman, akhirnya Tukul melepaskan Tamara yang megap-megap mengambil nafas. Ciuman sama Tukul ibarat menempelkan bibir ke alat penyedot debu, sedotannya maut!

(Penonton bersorak-sorai dengan gembira)

Tukul mendekati kamera sambil cengengesan. “Gimana pemirsa semua? Pengen ya? Pengen? Makanya jadi orang sukses! Jangan miskin terus! Usaha! Saya bisa begini juga karena bekerja dari nol, kesuksesan ini adalah hasil dari kristalisasi keringat! Saya dulu berawal dari pekerjaan kasar, lalu menjadi cover boy, lalu jadi pelawak sampai sekarang sukses seperti ini

(Penonton mengelu-elukan Tukul dan tertawa terbahak-bahak)

Tukul segera mempersilahkan Tamara duduk dan berbincang-bincang sejenak dengannya tentang hal-hal formal. Akhirnya tiba memperkenalkan tamu berikutnya.

“Pemirsa, setelah mendapatkan restu dari pihak pengadilan, akhirnya Empat Mata XXX mendapat kehormatan untuk mempertemukan Tamara dengan mantan suaminya dalam rangka mencari titik temu secara kekeluargaan hak asuh Rasya anak Tamara dan Rafly. Setelah dikonfirmasi, telah datang tamu yang berikut ini, tidak lain dan tidak bukan, mantan suami Tamara, Rafly!

(Penonton bertepuk tangan saat Rafly masuk ke panggung, bersalaman dengan Tukul dan Tamara)

Tukul mempersilahkan Rafly untuk duduk.

Baik, kembali ke laptop! Tukul memicingkan mata untuk membaca kalimat yang tertayang di layar monitor laptopnya. Untuk Rafly, jadi kedatangannya hari ini ke edisi spesial Empat Mata XXX adalah untuk memberikan solusi bagi Tamara tentang hak asuh Rasya? Benar begitu?

Rafly mengangguk dan tersenyum. Benar sekali, Mas Tukul. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya saya selaku pengasuh Rasya memberikan kesempatan pada Tamara untuk memperoleh kembali Rasya dengan syarat harus memenuhi beberapa permintaan saya.

Untuk Tamara,Tukul menunjuk ke arah tamunya yang cantik. Bagaimana menurut Tamara penawaran Rafly ini?

Menurut saya, ini kesempatan yang baik sekali bagi saya untuk membuktikan bahwa tekad saya untuk kembali berdua dengan buah hati saya sangat besar dan tidak akan terkikis oleh apapun juga. Saya bersedia melakukan apapun permintaan Rafly asalkan bisa kembali bersama Rasya.

Tukul kembali ke depan kamera. “Baiklah pemirsa, sepertinya Tamara dan Rafly akan melakukan perbincangan yang cukup hangat dan serius, apa yang akan terjadi selanjutnya? Saya akan kupas lebih jauh lagi, tetap di… EMPAT MATA XXX!!

###

Setelah jeda iklan, akhirnya kita kembali bertemu. Kata Tukul sambil cengengesan berdiri di depan kamera. Saya minta maaf, slot iklan kami memang sudah sangat penuh dan banyak perusahaan yang mengantri untuk bisa menampilkan produknya di acara ini. Mudah-mudahan pemirsa sabar yah, ya begini ini ciri-cirinya acara yang sukses, iklannya banyak! Wahahahaah!

Tukul duduk kembali. Back to laptop! Untuk Rafly, silahkan mengutarakan keinginannya.

Kalau Tamara ingin ketemu Rasya, ada tiga syarat yang harus dipenuhi. Kata Rafly kemudian. Pria itu memandang ke arah Tamara dengan pandangan sinis penuh percaya diri, dia saat ini sedang berada di atas angin. Bagaimana?

Rafly, Tamara memohon dengan lembut, wajahnya berubah memelas, dia sangat ingin berjumpa dengan Rasya, kamu kan sudah tahu, apa saja yang telah aku korbankan untuk bisa berjumpa dengan Rasya. Kamu tetap saja selalu melarang aku menemuinya, kalau saja ada yang bisa aku lakukan, pasti akan aku penuhi, jangankan cuma tiga permintaan, sepuluh pun pasti aku penuhi.

Tidak usah repot-repot. Kata Rafly. Cukup tiga permintaan saja, apa buktinya kalau kamu bersedia melakukan tiga permintaanku?

Apa saja, hitam di atas putih? tanya Tamara.

Rafly mengangguk dan mengeluarkan beberapa helai kertas berupa surat perjanjian yang rupanya sudah ia siapkan sedari tadi. Rafly juga mengeluarkan ballpoint dan menandatangani beberapa bagian surat tersebut, lalu dia menyerahkannya pada Tamara.

“Ini surat perjanjian yang sudah aku buat sejak dari rumah, dengan saksi Mas Tukul, Peppy, Ngatini dan semua pemirsa Empat Mata XXX, aku berjanji akan mempertemukan mantan istriku - Tamara Bleszynski untuk bisa menemui anakku - Rasya secara reguler seminggu sekali saat weekend, dengan syarat harus mau memenuhi tiga permintaanku. Kata Rafly.

Karena sangat ingin bertemu dengan Rasya, Tamara menandatangani surat perjanjian dengan cepat. Dia sudah tidak sabar lagi ingin segera berjumpa dengan putra tunggal yang sudah tiga bulan lebih tak bisa ditemuinya. Tamara menunjukkannya pada Tukul sebagai saksi dan mengembalikannya pada Rafly.

Rafly, memangnya apa tiga permintaan yang diajukan pada Tamara? tanya Tukul.

Permintaannya adalah, Rafly tersenyum sadis sambil membaca surat perjanjian yang sudah ditanda tangani Tamara. “Satu, selama acara ini berlangsung, dia harus menuruti semua permintaan saya, Mas Tukul dan Peppy. Dua, selama acara ini berlangsung saya ingin Tamara melepaskan semua pakaian yang sekarang ia kenakan sampai bugil. Tiga, saya ingin Tamara melayani Peppy dan Mas Tukul bermain cinta.

Tamara terbelalak, wajahnya memerah karena menahan amarah dan berdiri dengan wajah geram hendak memaki-maki Rafly. Dia sudah siap meninggalkan panggung, tapi beberapa orang sekuriti menahan Tamara. Janda cantik itu meronta-ronta, tapi tak dilepaskan oleh sekuriti.

Rafly menunjukkan tanda tangan Tamara di surat perjanjian sambil berkata penuh percaya diri, hitam di atas putih.

Tamara menundukkan kepala dan berhenti melawan.

Tukul kemudian berdiri dan menunjuk ke arah kamera. Baiklah pemirsa, sepertinya akan ada sesuatu yang menarik yang akan segera terjadi secara live di studio Empat Mata XXX, saya akan kupas lebih jauh lagi, tetap di EMPAT MATA XXX!!

###

(Penonton bertepuk tangan dengan riuh menyambut kembalinya Tukul, Tamara dan Rafly)

Baiklah, balik maning nang¦ laptop! si Tukul tersenyum melihat kata-kata yang tertera di layar monitor laptopnya. “Untuk Tamara: Sekarang saatnya untuk membuka baju yang dikenakan.

Tamara terkejut, ma-maaf, Mas Tukul bilang apa?

Buka baju yang Tamara kenakan sekarang juga.

Mata si cantik itu langsung terbelalak dan kemarahannya tak bisa dielakkan lagi. œGi-gila! Berani-beraninya Mas Tukul bilang begitu pada saya di depan live audience!! Saya tidak mau!! Ini penghinaan! Saya akan tuntut semua

Tukul mengambil surat yang dibawa Rafly yang ternyata sudah difotokopi pada saat jeda iklan tadi. Silahkan dituntut, kan Tamara sendiri yang sudah menyetujui perjanjian kita ini?

Saya tidak akan mau mengakui perjanjian menjijikkan semacam itu! Puih! Tamara meludah ke wajah Tukul.

Tukul berdiri dengan tenang dan cengengesan menghadap ke arah penonton, œBaiklah, kita tanyakan saja langsung pada pemirsa semua, khususnya pemirsa yang ada di studio saat ini. Bagaimana, ada yang tertarik melihat Tamara Bleszynski membuka baju untuk pertama kalinya di hadapan live audience?

(Penonton bersorak-sorai sambil berteriak-teriak kegirangan Buka, buka, buka!!

Saat itu barulah Tamara sadar kalau semua penonton di studio adalah laki-laki, tidak ada satupun penonton wanita, mereka mengepung stage dengan pandangan yang seram seakan hendak mencaplok Tamara mentah-mentah. Janda cantik yang seksi itupun semakin ketakutan melihat wajah-wajah mupeng dari para penonton.

Saya gak berani jamin mereka gak akan menyerang Tamara, kata Tukul menakut-nakuti si cantik Tamara, “mending Tamara saya kasih tahu saja, sebenarnya penonton kali ini adalah pemirsa gabungan dari penjara-penjara di seantero Jawa, beberapa diantara mereka terdapat pemerkosa dan pembunuh, orang-orang katro yang taunya hanya bikin masalah. Jangan tanya saya kok bisa mereka dikumpulkan di sini, itu kerjaannya tim kreatif Empat Mata XXX. Kalau saya jadi Tamara, saya tidak akan mau mencari masalah dengan pemirsa di studio yang sepertinya sudah mulai memanas emosinya.

Tubuh Tamara bergetar ketakutan. Lalu, apa yang Mas Tukul inginkan?

Kalau mau aman dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Tukul meringis lebar. saatnya membuka baju.

Mata Tamara terpejam dengan perasaan tak menentu. Tidak mau!! Saya belum gila!! Saya tidak mau membuka baju di depan


Beberapa penonton bangkit dan mendekati stage, para kru TV berusaha keras agar para tahanan yang mulai buas itu tidak melakukan tindakan nekat. Tamara sudah lihat sendiri kan situasinya? Pilih mana, buka baju atau dikerjai ramai-ramai sama para tahanan ini?

Wajah Tamara memerah, airmata mulai menetes di pipi wanita jelita itu. Dengan tangan gemetar Tamara mulai membuka kancing bajunya. I-ini mimpi buruk,katanya menenangkan diri sendiri. Ini tidak mungkin terjadi, tidak mungkin!

Tamara bergetar hebat ketika dia membuka kemejanya. “Aku harap sebelum semuanya terlambat, kamu menyadari kalau saat ini sedang melakukan kesalahan, Mas. Aku tidak pantas mendapat perlakuan seperti ini. Aku memang telah menceraikanmu, tapi aku yakin kelak kau akan mendapat yang lebih baik lagi

Rafly tak bergeming, dengan dingin dia menyingkirkan kemeja Tamara ke arah penonton yang langsung berebut dan menunjuk-nunjuk ke arah roknya. Tak perlu waktu lama untuk melepas rok itu. Tamara berdiri kedinginan di tengah ruangan dengan mengenakan pakaian dalam. Air mata mulai leleh membasahi pipinya.

Mata Tamara mulai berkaca-kaca dan memohon ampun pada Rafly. Dia berusaha mengubah permintaan mantan suaminya itu, tapi hanya dibalas dengan pandangan mata tajam yang kejam.

Ke tengah-tengah ruangan dan mulailah melepaskan seluruh pakaian,” perintah Rafly. “Aku ingin memperlihatkan tubuh indahmu pada seluruh pemirsa baik yang di studio ataupun yang ada di rumah, seperti apa sebenarnya tubuh model tercantik di Indonesia itu. Tubuh yang dulu pernah menjadi milikku seorang.

Dengan wajah tertunduk Tamara melangkah ke tengah ruangan, di antara panggung dan penonton, tepat di depan kameraman yang meneguk ludah menahan nafsu. Tetes air mata yang menitik di pipi Tamara sempat dizoom olehnya. Tamara mulai melepaskan sepatunya, lalu dia duduk di pinggir stage untuk melepas stoking putih dan rok dalam.

Inilah dia, Tamara Bleszynski, model terkenal yang sangat cantik dan menjadi idaman jutaan pria, hanya mengenakan BH dan celana dalam. Semua penonton di studio terdiam menatap keindahan tubuh Tamara yang sangat mempesona, mereka tidak mengira model cantik itu benar-benar akan menelanjangi dirinya sendiri di depan live audience. Air liur Tukul turun tanpa bisa dikendalikan. Keindahan tubuh Tamara benar-benar menakjubkan, untuk beberapa saat lamanya, semua penonton menahan nafas.

(Akhirnya penonton bertepuk tangan dengan gembira, mereka yang hadir bersorak-sorai dan mengeluarkan kata-kata cabul yang ditujukan langsung pada sang artis)

Sudah ya?kata Tamara sambil menahan diri agar tidak menangis, nada suaranya bergetar ketakutan, ia melirik ke arah Rafly memohon ampun. Sudah cukup kan mempermalukan aku? Begini sudah puas kan?

Apanya puas? Kamu masih pakai BH dan celana dalam, jawab Rafly dingin. œlepaskan semuanya.

Dengan perasaan ragu Tamara meraih kait BH di bagian punggungnya, sudah kepalang tanggung, dia harus bertemu Rasya malam ini juga, rindunya sudah tak tertahankan. Apapun taruhannya, dia ingin bertemu anaknya. Rafly memang kejam dan tidak tahu diri, nekat mempermalukan mantan istrinya seperti ini, tapi dia punya alasan kuat untuk menjatuhkan harga diri Tamara yang sudah menceraikannya secara sepihak itu. Saat BH Tamara terlepas, buah dada sentosa yang besar dan kencang miliknya terpampang jelas untuk semua orang yang melihat. Penonton terhenyak melihat ukurannya dan berdecak kagum. Tamara belum berhenti, dia meraih celana dalamnya dan mencopotnya ke bawah. Dia telanjang.

Tamara Bleszynski, artis cantik dan terkenal berdiri telanjang di hadapan live audience Empat Mata XXX dengan rambut tergerai indah dan dua tangan yang masing-masing berusaha menutup payudara dan gundukan selangkangan.

Rafly berdiri, membisikkan sesuatu pada Tukul dan duduk di bar yang berada di dekat Ngatini. Tukul tersenyum-senyum cabul pada Tamara.

Tam, tolong dong, aku juga kayaknya jadi pengen telanjang kayak kamu. Kata Tukul sambil meringis menjijikkan.

Tamara termangu dan menatap Rafly dengan jengkel. Dia tak mengira Rafly akan menghinanya sampai serendah-rendahnya. Janda cantik itu mengira dia sudah bisa bertemu dengan Rasya dengan menelanjangi dirinya sendiri, ternyata masih jauh dari harapan. Setelah kata-kata Tukul itu Tamara jadi sadar sepenuhnya apa yang diinginkan Rafly darinya, dia ingin Tamara melayani Tukul di depan semua orang yang menonton. Dia ingin si cantik seksi Tamara dinikmati luar dalam oleh si katrok Tukul. Sudah kepalang tanggung, Tamara mendengus kesal.

Jangan malah bengong begitu, ayo ke sini! panggil Tukul.

Dengan langkah lemas Tamara mendekati Tukul. Dengan gerakan patah-patah karena malu dan grogi Tamara melucuti pakaian Tukul. Janda cantik itu melepas sepatu Tukul yang bau amis sebelum akhirnya melucuti celana. Tamara sempat berhenti sejenak di hadapan selangkangan Tukul, dia bisa melihat ular naga Tukul yang menggeliat dan membesar di dalamnya. Ukurannya membuat Tamara sangat takjub, luar biasa besar.

Tamara meraih celana dalam Tukul dan memelorotkannya ke bawah. Penis berukuran massive milik Tukul meloncat keluar dengan perkasa dan menampar wajah Tamara yang berteriak kaget.

Tamara menjerit ketakutan dan meloncat ke belakang, penonton tertawa-tawa.

Ayo semua, copot celananya juga! Kasihan kan, masa cuma Tamara doang yang telanjang? ajak Tukul pada pemirsa di studio. Kalau kalian telanjang kan lebih enak nanti colinya, iya nggak?

(Iyaaaa jawab penonton yang langsung melucuti pakaian mereka. Hampir semua orang di studio langsung telanjang, termasuk Peppy. Hanya yang berada di bar yang masih berpakaian lengkap, seperti Ngatini dan Rafly)

Ketika Tukul lengah, Peppy berlari ke tengah dan menarik Tamara ke dekat bandnya. Tukul sudah siap protes tapi ditahan oleh Rafly. Tamara melirik ke arah mantan suaminya itu dengan pandangan kesal.

Peppy langsung menyuruh Tamara berjongkok di hadapannya.

Tamara tersentak saat melihat kemaluan Peppy. Masa iya sih? Ternyata tidak cuma janggutnya saja, jembut si Peppy juga dipelintir kecil! Wah wah, Tamara geleng-geleng kepala. Walaupun tidak begitu besar ukurannya, tapi kemaluan Peppy cukup mengintimidasi. Melihat Tamara sudah begitu dekat dengan penisnya, Peppy tambah nafsu. Penis itu kian menegak menantang Tamara.

Ku-kumohon, pinta janda cantik itu terbata-bata. jangan lakukan ini. Ini salah. Ini

Ambil penis saya dan masukkan ke mulut Mbak Tamara.

Tamara terkejut mendengar kata-kata Peppy, janda cantik itu bergerak mundur dan menggelengkan kepala. Jangan kumohon demi kehormatanku, jangan membuatku lebih terhina dari ini, Mas. Jangan permalukan aku, tidak seperti ini, aku tidak mau di depan semua orang

Rafly menggebrak meja dan membuat tubuh Tamara bergetar hebat. Tidak ada jalan lain, apapun akan dilakukannya untuk bertemu Rasya. Bahkan jika dia harus menghancurkan karir dan harga dirinya. Sesaat Tamara terdiam, kemudian terdengar suara Peppy.

“Saya pengen disepong, Mbak. Ayo jangan lama-lama, lihat Mbak Tamara telanjang bikin saya terangsang hebat.

Dengan wajah merah karena malu dan mata tertutup, Tamara yang pasrah dan tak bisa berbuat apa-apa meraih kemaluan Peppy dan memasukkannya ke dalam mulut. Wanita jelita yang menjadi dambaan jutaan pria di Indonesia itu lalu mulai menjilati dan mengulumnya. Inilah yang namanya impian menjadi kenyataan.

Lihat ke atas. Perintah Peppy.

Tamara tetap menyepong Peppy dengan mata tertutup. Dia tidak mau melihat ke atas dan menatap mata si gundul itu. Dia tidak mau menatap mata yang menatapnya dengan pandangan puas yang akan membuatnya jauh lebih terhina.

Aku bilang LIHAT KE ATAS! ulang Peppy galak.

Tak berdaya dan ketakutan, Tamara mendongak ke atas. Kini dia bukanlah Tamara Bleszynski yang anggun lagi, dia bukan lagi Tamara yang artis terkenal dengan gaya high class yang terkenal dan punya style di atas rata-rata. Dia kini hanyalah Tamara sang wanita jalang yang sebentar lagi akan terkenal di seluruh penjuru negeri sebagai wanita gampangan yang bisa dipesan kapan saja. Dia hanya seorang pelacur hina, tidak pantas lagi menjadi artis terkenal, tapi kalau itu bisa membuatnya bertemu dengan buah hatinya, Tamara rela.

Disedot dong, Mbak.” Kata Peppy. Aneh rasanya dikulum oleh wanita secantik Tamara, ada desir-desir jantung yang tak terkatakan yang dirasakan oleh Peppy.

Tamara menggerakkan kepalanya dengan lebih cepat, mengangguk dengan sepenuh tenaga, berusaha membuat Peppy mengeluarkan air maninya. Awalnya janda itu memang menolak menyepong Peppy, tapi kini dia mati-matian ingin Peppy segera mengeluarkan cairan cintanya.

Udah udah, kata Tukul.

Tamara terus mengulum penis Peppy, sepertinya dia tidak mendengar perkataan Tukul. Peppy juga tetap menikmati kedahsyatan bibir Tamara yang bergerak cepat di kontolnya sambil merem melek.

“Udah! Kesenengen kamu! Tak sobek-sobek!! kembali Tukul protes sambil melotot ke arah Peppy, ditariknya Tamara menjauh dari si jenggot sehingga mulutnya terpaksa melepas batang kemaluan Peppy. Cairan bening mani Peppy menetes-netes dari pinggir bibir Tamara.

Dasar julung-julung! Keenakan kutukupret ini kalau dibiarkan lama-lama. Bintang utamanya kan saya, kok kamu melulu yang diserpis. Udah kamu pulang aja ke pohon, sana!” Kata Tukul menghentikan aksi Peppy. Si gundul berjenggot yang tadinya sudah merem melek itu terpaksa gigit jari karena Tamara sudah ditarik oleh Tukul kembali ke tengah panggung.

Tukul membimbing Tamara kembali ke sofa. Ayo Tam, berbaring di sini biar enak.

Akhirnya Tukul bisa menikmati keindahan sempurna tubuh telanjang Tamara Bleszynski secara langsung, padahal tadinya dia cuma bisa ngiler dan muncrat-muncrat menyaksikan keseksian Tamara. Dia tidak sendirian, seluruh pemirsa Empat Mata XXX bisa menyaksikan keindahan tubuh janda cantik itu, tubuh wanita dewasa yang sangat indah dan matang.

Buah dada Tamara besar dan indah, bulat, kenyal dan kencang. Buah dada sempurna dari seorang wanita cantik yang memiliki tubuh indah. Tapi Tukul sudah tidak tahan lagi, kalau pakai foreplay nanti keburu mancrut, dia mau langsung saja! Dengan tangannya yang nakal Tukul menelusuri tubuh Tamara dari atas sampai ke bawah, ke gundukan selangkangannya. Rambut kemaluan Tamara rupanya dicukur rapi membentuk segitiga, indah sekali dipadu dengan bibir memek yang berwarna merah muda merekah. Wanita jelita ini sangat pandai menjaga tubuh luar dalam. Tapi tujuan utama Tukul adalah belahan bibir bawah yang harum milik Tamara. Ini dia hidangan utamanya!

Renggangkan kakimu, Tam, kata Tukul. Wanita cantik itu menurut saja dengan malu-malu, dia tidak pernah bugil dan melakukan hal gila seperti ini sebelumnya, apa lagi di hadapan live audience. Malu-malu Tamara membuka kakinya dan Tukul langsung kagum melihat janda cantik itu ternyata sudah mulai mengeluarkan cairan cintanya. Sekali lagi Tamara memejamkan mata dan memutar kepalanya menghindari tatapan langsung Tukul.

Mas Tukul, jangan

Belum diapa-apain kok sudah bilang jangan. Aku gak akan melakukan apa-apa kok, Tam. Kamu sendiri yang akan melakukannya.

Tukul memposisikan penisnya tepat di bibir memek Tamara yang wangi. Bau memek yang sudah basah memenuhi udara studio, ac memang menyala tapi suasana tambah panas.

Matanya dibuka dong, kata Tukul. nggak enak menyetubuhi cewek yang merem melulu. Nanti seperti ng*****in kayu. Kalau cuma mau merem terus, mending aku sama Ngatini saja. Masa kamu kalah sama Ngatini? Ayo diambil kontolnya, Tam. Aku tunggu ya.

Dengan pandangan marah Tamara menatap ke arah Tukul, wanita cantik itu geram dengan sikap Tukul yang arogan, tambah macam-macam aja orang satu ini, Tamara tidak akan bisa menuntut ke polisi dan mengaku diperkosa kalau dia sendiri yang menarik penis Tukul dan memasukkannya ke dalam vaginanya. Tamara menggerutu dan meraih penis sang presenter. Dengan hati-hati Tamara memasukkan kemaluan Tukul ke dalam lubang memeknya.

Essstttt!!! janda cantik itu merintih saat batang kemaluan Tukul perlahan memasuki kewanitaannya.

Setelah seluruh batangnya masuk, Tukul mulai memompa vagina Tamara. Waduhh, enaknyaaa!! Pet pet rapet-rapet!

Tukul cengengesan melihat wajah Tamara yang berusaha keras agar tidak terpancing birahinya. Bagaimana mungkin tidak terpancing? Kontol Tukul Arwana yang sangat besar menyesaki liang kewanitaan Tamara, tubuh janda cantik itupun bergetar karena tidak mampu menahan rasa nikmat di vaginanya. Tamara memejamkan matanya sebisa mungkin saat Tukul meneruskan gerakan memompanya yang makin lama makin cepat.

Asoooy! Bisa kerasa kan, Tam? Unghhh! Rapetnya! Wah wah, salut! Sudah punya anak satu tapi memeknya masih rapet begini, enak banget!” dengan kurang ajar Tukul meletakkan satu tangannya di buah dada Tamara, wanita cantik itu menggigit bibir menahan diri. Waduh, ini susu apa melon? Gede banget! Wah, enakkghh! HAAAHH!!! HAHHH!! Bisa kerasa kan kontolku tambah gede di dalam? Iyaaa!! Janda yang masih rapet gini memang asoy!! Fasilitas oke, pengalaman ada!! Ungghhh!! Ayo digoyang! Jangan diem ajaaa!

Tadinya Tukul mengira Tamara akan diam saja selama disetubuhi olehnya, tapi akhirnya wong ndeso itu mendengar nafas yang pendek dan cepat, lalu terdengar suara lenguhan pelan, walaupun tidak mau mengakui, si cantik itu jelas-jelas mulai terangsang, lenguhan Tamara makin jelas terdengar.

Esssttt... Tamara menahan suara karena tak tahan rangsangan luar biasa yang ditimbulkan kontol Tukul dalam memeknya, tapi akhirnya wanita cantik itu menjerit, Kyaaaaghhhh!! Ampuuun!! Ahh! Ahhh! Ahhh!

Kamu siapa, Tam? Kamu siapa??Tukul mempercepat sodokannya. Dulu di infotainment katanya kamu ini binatang jalang, bener begitu?

Aku ini binatang jalang, Mas Tukul! Aku ini bintang jalang!! Tamara berteriak campur menangis merasakan kenikmatan sodokan Tukul. Aku binatang jalang! Aaaarrghh! Aduuuhhh!! Ampuuun!! Ahh! Ahhh! Aa-kkuu binatang jalaaang!!

Memang jalang kamu ini. Puas kamu dirobek-robek memeknya? Puas puas puasssss? tanya Tukul dengan sedikit berteriak.

Tamara mengangguk-angguk sambil terpejam dan masih menahan kenikmatan yang makin lama makin memuncak di selangkangannya. Aku puasss, Mas Tukul! Aku puasss!!

Tak perlu waktu lama bagi Tukul membuat Tamara mengeluarkan cairan cinta yang langsung membanjir di dalam memeknya, penis Tukul yang masih keluar masuk vagina Tamara berkecipak-kecipuk seperti seekor kodok di tengah empang, becek sekali rasanya. Walaupun Memek Tamara sudah pernah mengeluarkan seorang bayi, tapi perawatan tubuh yang rutin membuat memek itu terasa masih sempit bagi Tukul, baru saat banjir inilah, memek itu menjadi longgar. Tukul puas sekali merasakan air cinta Tamara membasahi penisnya, sementara janda cantik itu mengembik dan menangis tanpa bisa menghentikan gerakan Tukul yang terus memompa batang kemaluannya keluar masuk liang vaginanya. Tiba-tiba tubuh Tukul mengejang, hal yang paling ditakuti Tamara hampir menjadi kenyataan.

Aduuuh! rengek janda cantik itu, jangaaan, Mas Tukul! Keluarin di luar! Cabut! Cabut! Saya mohon jangan, mas! Di luar ajaaa!! Nanti kalau saya hamil gimana? Anak saya kayak apa nanti?? Jangaaaaan!!

Terlambat. Ujung gundul penis Tukul yang masih tertanam di memek Tamara meledak dan mengeluarkan cairan bening diiringi dengan deru nafas lega sang pemilik kemaluan. Tamara menjerit-jerit menolak dan berusaha melepaskan diri dari pelukan Tukul, sayangnya pria katro itu lumayan kuat. Semprotan pejuh Tukul ludes ditelan memek Tamara. Walaupun sudah mencapai klimaks, Tukul tidak melepaskan pelukannya.

Ampuuun, Tamara bergumam, “udah dong, Mas Tukul saya capek

Tukul terdiam.

Udah, Mas. Saya harus ke belakang. Saya kebelet pipis

Tukul masih tetap cuek dan membiarkan penisnya di dalam memek Tamara sampai mengecil sendiri. Beberapa orang penonton di studio yang sudah tidak kuat menahan nafsu akhirnya memutuskan untuk coli karena pemandangan yang sangat indah itu.

Udah aja ya, Mas kata Tamara memohon ampun, wajahnya yang cantik terlihat memelas dan makeupnya belepotan karena terkena airmata. Mas Tukul kan sudah mengeluarkan a-air ma-maninya di dalam, aku takut nanti aku hamil, Mas!!

Lho? Tamara ini gimana sih? Ini kan belum selesai! kata Tukul dengan percaya diri, lalu dia kembali menggerakkan penisnya yang walaupun sudah lemas tapi belum terlalu mengecil. Sensasi kenikmatan menyetubuhi wanita secantik Tamara dan hangatnya lubang memek sang bintang membuat penis Tukul menegang kembali.

Jangan, Tamara berbisik pada dirinya sendiri, “jangan lagi, aku tidak mau, jangan

Tukul menarik penisnya keluar dari lubang memek Tamara, bentuknya yang gagah dan hitam belepotan cairan cinta yang tercampur di dalam memek sang bintang, hal itu memukau penonton yang langsung bertepuk tangan. Tukul melirik ke arah laptop dan langsung meneriakkan kalimat khasnya, Kembali ke laptop!

Untuk Tamara Arwana, bagaimana kalau penis Mas Tukul dibikin tegang lagi? kata Tukul sambil membaca kalimat di layar monitor laptopnya.

Ba-bagaimana? suara Tamara yang lemah terdengar nyaris seperti bisikan.

Pakai tangan!

Tamara melirik ke arah Rafly yang menatapnya dingin, wanita cantik itu duduk bersimpuh untuk menservis kemaluan sang pembawa acara yang katro. Walaupun penis itu sebenarnya baru saja dipakai, tapi sentuhan lembut janda cantik seperti Tamara membuatnya cepat menegang kembali. Sepertinya gerakan Tamara amat kaku, ketahuan kalau dia jarang melakukan hal ini sebelumnya, duh, pantesan cerai, yang begini aja jarang-jarang.

Setelah benar-benar keras, Tukul membimbing tubuh Tamara agar nungging dengan bersandar pada kursi sofa. Pantatnya yang indah terpampang jelas di depan Tukul dan pemirsa semua. Dengan nakal Tukul menampar pantat itu berulang-ulang sampai merah.

(Penonton kembali berteriak Masukin!, masukin, masukin!!)

Uuuunggghhh!! Tamara menggigit bibirnya sendiri saat Tukul kembali melesakkan penis ke dalam memeknya.

Pria ndeso itu segera memompa vagina Tamara, kali ini dengan kecepatan yang lebih cepat dan stabil, pemirsa di rumah bisa mendengar kantung kemaluan Tukul yang menampar-nampar bibir vagina Tamara.

OHHHHH! Tamara menjerit-jerit keenakan. AHHHH!

Tukul diam saja saat penisnya maju mundur menyetubuhi Tamara. Bukannya tidak mau ngomong apa-apa, tapi pada saat ini Tukul sedang asyik berkonsentrasi dan menikmati tubuh indah Tamara Bleszynski, kapan lagi bisa begini? Mumpung ada kesempatan! Pria ndeso itu tengah berusaha keras membuat Tamara mengeluarkan cairan cinta berulang-ulang sebelum dia sendiri mengeluarkannya. Belum pernah sepanjang hidupnya Tamara disetubuhi sedemikian cepatnya sehingga dia terus saja mengeluarkan pelumas di dalam liang vaginanya.

Tukul memeluk pinggul Tamara lebih erat sambil terus menggiling kemaluan model dan bintang sinetron itu. Tamara sudah mulai lupa kalau adegan ini adalah siaran langsung yang disebarkan ke seluruh penjuru negeri. Dia berubah menjadi seorang wanita haus seks yang seakan tidak mau lagi peduli pada apapun, dia hanya menginginkan seks, seks dan seks.

Tukul bisa merasakan memek Tamara mengejang saat wanita cantik itu hampir mencapai klimaks sekali lagi. Pria ndeso itu hanya berhenti sebentar untuk mencengkeram buah dada Tamara yang sentosa dengan kedua tangannya, lalu kembali meneruskan kegiatannya menyetubuhi sang janda.

Ja-jangan!! Aku mohon, Mas Tukul! Jangan! Tidaaak mauu!! Jangaaan!! Jangan buat aku orgasme lagi! Jangaan! Kumohoon! ARRGGHHHHHH!!!

Tamara tidak dapat menahannya lagi, begitu pula dengan Tukul. Dengan seluruh kekuatan yang tersisa, Tukul menembakkan isi kantung kemaluannya kepada sang pemilik vagina yang indah. Tamara menggeliat erotis saat sperma Tukul ditembakkan dalam-dalam di liang rahimnya. Pria berwajah ndeso itu akhirnya jatuh karena lemas kelelahan dan menubruk punggung Tamara dengan penis yang masih tertanam di dalam memeknya.


Tetap di empat mata XXX suara Tukul terdengar lemah saat jeda iklan muncul.

###

Tukul berdiri dan mengenakan pakaiannya lagi sementara Tamara diam saja terbaring di lantai studio, pantatnya yang bulat merekah menantang langit dan cairan cinta bening yang kental menetes di antara kakinya. Dia tidak mengira keputusannya ikut bergabung dengan acara yang dipandu oleh Tukul ini akan berakhir dengan persetubuhan yang harus dijalaninya. Wajah Tamara terlihat kuyu dan sangat lelah, dia hanya ingin tidur dan beristirahat.

Rafly tersenyum puas melihat mantan istrinya itu tergolek tak berdaya usai dikerjai oleh Tukul. “Rasain! Itu bayarannya buat istri yang seenaknya sendiri minta cerai! Kamu pengen ketemu Rasya? Huh! Jangan harap! Itu upahnya buat istri katro! Puas kamu di*****in Mas Tukul? Puass? Kamu pikir kita sudah mengadakan perjanjian? Dasar bloon, yang kamu tandatangani tadi justru keterangan resmi dari kamu untuk menyerahkan hak kepengasuhan Rasya total kepadaku. Kamu tidak diperbolehkan lagi menemuinya! Rasain! Makanya baca dulu sebelum tanda-tangan! Mampus!

Rafly meninggalkan ruangan dengan tertawa terbahak-bahak.

Tamara menangis sesunggukan. Sialan! Dia sudah ditipu mentah-mentah! Si cantik itu hanya bisa menutup ketelanjangannya dengan tangan dan berharap mudah-mudahan karirnya di Indonesia belum tamat karena skandal ini.

Tukul bangkit dan menyapa pemirsa untuk kali terakhir.

Baiklah, usai sudah Empat Mata XXX hari ini, semua yang terjadi hari ini hanyalah just kidding, just for laugh, pokoknya tetep positive thinking. Tunggu aksi Tukul mengupas artis-artis cantik lain dengan lebih dalam lagi walaupun dalam balutan lelucon wong ndeso yang sederhana dan katro. Siapa bintang tamu selanjutnya?

Saksikan, hanya di EMPAT MATA XXX!!